Kenny Deo Alias Xepher, seorang pemain Dota 2 profesional yang terkenal di dunia. Terkenal dengan ucapan ‘Ibuku di IT’, siapa sangka dia adalah seorang penjelajah warnet.
“Waktu kecil saya tidak berasal dari keluarga kaya. Tapi saya sangat tertarik dengan permainan komputer. Saya juga menabung untuk bermain warnet selama 2-5 jam. Bermain dua jam di sekolah menengah dan lima jam di sekolah menengah ,” kata Kenny, dikutip CNN. .
Kenny mengungkapkan bahwa ia sering pergi ke berbagai warnet, dengan tujuan untuk mengukur kemampuannya, sekaligus membuktikan dirinya yang terbaik. Karena menurut pengakuannya, sejak kecil ia sudah memiliki jiwa untuk menjadi yang terbaik.
“Saya mungkin sudah 4-5 kali pindah (warnet). Soalnya, setiap pindah, selalu ada yang lebih baik. Saat saya berada di lingkungan terakhir saya merasa berada di posisi terbaik, akhirnya teman-teman saya mengundang saya untuk mengikuti turnamen Dota 1 untuk iseng-iseng,” kata Kenny.
Namun, perjalanannya menjadi pemain pro Dota tidak mulus. Selama mengikuti banyak turnamen, tujuh kali mengikuti kompetisi tepatnya, semuanya gagal total alias tidak ada yang menang.
Tantangannya semakin besar, ketika orang tuanya tidak mendukung minatnya di dunia esports. Mereka pikir itu buang-buang uang.
Karena menurut penjelasannya, saat pertama kali mengikuti turnamen Dota, banyak modal yang harus disiapkan. Namun dia menegaskan tidak pernah meminta kepada orang tuanya.
“Dulu, turnamen Dota 1 masih membayar biaya pendaftaran, tagihan, makan, dan transportasi. Saya kurang lebih menghabiskan setiap turnamen tanpa biaya,” kata Kenny.
“Untuk membayar biaya turnamen, saya menggunakan uang Tahun Baru Imlek (angpao) yang saya simpan setiap tahun, atau memberi jajan kepada paman saya,” tambahnya.
Petualangan itu sangat berharga. Ketika Kenny menjadi juara, namanya semakin dikenal dan ia berhasil mendapatkan tawaran kontrak dari tim Zero Latitude (ZL) pada tahun 2014. Ini adalah pertama kalinya ia merasa tidak perlu membayar sendiri saat mengikuti ajang tersebut. sebuah turnamen. Kemudian ia direkrut oleh tim esports ternama di Indonesia seperti RRQ, NXL, Kanaya, dan ThePrime Arvire.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk berkarir di luar negeri, seperti memperkuat TNC Tiger dan Geek Fam Malaysia. Hingga Kenny dilirik oleh organisasi esports yang berada di Korea Selatan, T1, dan mampu tampil di Dota 2 The International 10.