Banyak orang telah melarikan diri dari perang di Ukraina ke kota-kota di perbatasan Eropa, termasuk warga negara Afrika, Asia, dan Timur Tengah yang telah tinggal di Ukraina.
Sejumlah kereta api dan bus mengangkut orang-orang yang melarikan diri ke barat ke negara-negara seperti Polandia, Rumania, Hongaria, dan negara-negara Uni Eropa lainnya. Sebagian besar adalah pelajar asing, pekerja, dan warga negara lain yang menganggap Ukraina sebagai rumah mereka sebelum Rusia melancarkan invasi pada 26 Februari.
Namun, beberapa dari mereka mengatakan bahwa mereka telah disubordinasikan, didiskriminasi dan bahkan mengalami penganiayaan di gerbang perbatasan ketika mereka mencoba untuk melarikan diri.
Di sebuah pusat pengungsi di Bucharest, ibu kota Rumania, sejumlah orang India mengatakan Associated Press bahwa penjaga perbatasan Ukraina memprioritaskan orang Ukraina terlebih dahulu untuk keluar dari negara itu, dan bahkan berusaha – secara fisik – untuk mendorong orang non-Ukraina untuk tinggal di negara itu.
Vishwajeet Kumar, seorang mahasiswa kedokteran berusia 24 tahun, mengatakan dia mendengar suara tembakan dan melihat orang-orang jatuh pingsan karena mereka harus menunggu 20 jam di perbatasan Ukraina-Rumania. “Tidak ada yang mengatur di sana. Suasana begitu hidup. Ada lebih dari tiga hingga lima ribu orang di sana,” katanya.
Hal senada disampaikan Kevin Francis, mahasiswi berusia 19 tahun di Ternopil National Medical University di Ukraina.
“Kami menunggu begitu lama, ada orang Afrika dan India, tetapi mereka hanya mengizinkan orang Ukraina masuk (melintasi perbatasan.red). Ini menciptakan semacam agitasi di antara kami karena kami tidak diizinkan masuk dan menunggu selama sehari. Jadi kami berpikir ‘mengapa mereka diprioritaskan daripada kami?’ Jadi kami menjadi sedikit gugup dan mulai mendorong satu sama lain. Akibatnya, terjadi kekacauan di sana,” kata Fransiskus.
Tetapi Abhijit Singh Negi, 20, seorang mahasiswa kedokteran di Universitas Kedokteran Negeri Bukovinian di Ukraina, mengatakan dia memahami kekacauan di gerbang perbatasan karena semua orang bergegas untuk menyeberang ke daerah yang lebih aman.
Badan Pengungsi PBB, UNHCR, Selasa (1/3), mengatakan sekitar 660.000 pengungsi telah mengungsi dari Ukraina ke negara tetangga. Diperkirakan lebih dari empat juta warga akan meninggalkan Ukraina jika perang memburuk. [em/jm]