Jakarta (ANTARA) – Ukraina tidak akan memberikan konsesi yang dapat melemahkan perjuangannya untuk integritas wilayah, kata penasihat Kepala Kantor Presiden Mykhailo Podoliak.
Podoliak mencatat dalam siaran pers yang diterima di sini pada hari Sabtu (5 Maret 2022) bahwa posisi Panglima Tertinggi, Presiden Volodymyr Zelensky, dalam negosiasi dengan Federasi Rusia tetap sulit.
“Oleh karena itu, negosiasi akan sulit. Namun, mereka akan tetap melanjutkannya,” ujarnya.
Kepala negara dengan jelas memahami semua nuansa dan keadaan negosiasi dengan Federasi Rusia, menurut penasihat.
“Kami tidak hanya bernegosiasi atau mendengarkan mereka. Kami mengerti ke mana mereka ingin pergi, mengapa mereka berpikir begitu, dan bagaimana situasi mereka sebenarnya,” kata Podoliak.
Dia menekankan bahwa posisi Ukraina dalam proses negosiasi secara signifikan diperkuat oleh dukungan dari mitra Barat serta keberhasilan Angkatan Bersenjata Ukraina.
Ketika Rusia merencanakan invasi militer di Ukraina, itu diperkirakan berumur pendek, dan konsekuensi dalam bentuk sanksi tidak terlalu signifikan, tambahnya.
“Namun, hari ini, kami telah memenangkan pertempuran yang berkepanjangan di banyak kota di Ukraina. Kami melihat bahwa ini adalah bencana kemanusiaan di jantung Eropa, dan tentu saja, paket sanksi yang diterapkan oleh mitra Barat kami di Rusia saat ini sedang terjadi. konsekuensi yang sangat serius bagi mereka, yang akan berlangsung selama satu atau dua atau tiga tahun, bahkan jika mereka dicabut hari ini, ”katanya.
Dia mencatat bahwa sanksi telah menjatuhkan ekonomi Rusia, sehingga Rusia akan berusaha mencapai beberapa solusi dalam negosiasi.
“Jelas bahwa keputusan ini harus untuk kepentingan Ukraina karena ketika mereka memasuki proses negosiasi, itu adalah satu posisi. Hari ini, Ukraina berjuang seperti yang tidak diharapkan siapa pun,” katanya.
Menutup langit di atas Ukraina untuk penerbangan Rusia akan secara signifikan mengubah arah perang dan membantu mengatasi beberapa masalah, termasuk masalah kemanusiaan, menurut Podoliak.
“Konsep langit tertutup akan secara signifikan mengubah disposisi perang ini dan membantu kami menyelesaikan masalah kemanusiaan, yaitu (menghentikan) penembakan kota-kota besar di Ukraina, dan pada prinsipnya, mengembalikan Rusia ke status yang kurang lebih memadai, jadi bahwa mereka mengerti bahwa mungkin untuk melawan tentara jika kita sudah berperang tetapi tidak melawan penduduk sipil, ”katanya.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia sebelumnya telah meminta Rusia dan Ukraina untuk mencegah eskalasi permusuhan lebih lanjut dan kembali ke meja perundingan, menurut Teuku Faizasyah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia.
“Pertama, (Indonesia) prihatin atas eskalasi konflik bersenjata di Ukraina, yang sangat berbahaya bagi keselamatan rakyat dan dapat mempengaruhi perdamaian di kawasan,” Faizasyah mengingatkan.
Indonesia meminta Rusia dan Ukraina untuk mencegah eskalasi dan menyelesaikan konflik di meja perundingan, katanya.
Berita terkait: Pemerintah harus pastikan semua WNI di Ukraina dievakuasi: MPR
Berita terkait: BP2MI bantu pekerja yang dievakuasi dari Ukraina untuk pulang