Ukraina, Rusia di Bali serukan perdamaian di tengah perang Ukraina-Rusia

Denpasar, Bali (ANTARA) – Chevganiuk Olga, warga negara Ukraina yang melakukan aksi damai di depan Kantor Konsulat Ukraina di Bali, mendesak agar segera dicarikan resolusi perang antara Rusia dan Ukraina.

“Semua orang menolak perang. Kami melakukan ini (aksi damai) karena kami ingin orang-orang turun ke jalan, mengekspresikan suara mereka dan kebenaran bahwa Ukraina harus dilindungi dari agresi (invasi) Rusia. Kami menginginkan resolusi,” Olga Demikian disampaikan di lokasi unjuk rasa di Denpasar, Bali, Selasa.

Olga menegaskan, warga Ukraina yang berada di Bali juga turut merasakan duka dan menyerukan agar perdamaian dipulihkan di Ukraina. Dia menunjukkan bahwa beberapa orang Ukraina ingin kembali ke negara mereka tetapi tidak dapat melakukannya karena suatu alasan.

“Ada yang ingin pulang, tapi karena suatu hal tidak bisa. Ada yang memilih tinggal di sini (Bali) demi melindungi anak-anaknya,” jelasnya.

Olga juga mencatat bahwa dalam waktu dekat, pihaknya juga akan membuka penggalangan dana, termasuk untuk mengumpulkan makanan dan pakaian, serta apa saja yang bisa disumbangkan dari Bali.

Olga telah berjanji untuk terus melakukan upaya penggalangan dana dan berkomunikasi dengan perwakilan dari beberapa negara di dunia mengenai penggalangan dana tersebut. Donasi yang terkumpul akan dikirim ke tentara Ukraina untuk melindungi warga sipil dan hewan peliharaan yang menderita.

Tidak hanya warga Ukraina, tetapi juga beberapa warga Rusia di Bali bergabung dalam protes tersebut.

“Saya dan semua orang Rusia lainnya sangat kecewa dengan apa yang terjadi. Kami tidak bisa tidur sejak (perang) dimulai. Tetangga kami Ukraina bukan hanya tetangga kami di peta, tetapi mereka ada di hati kami, dan kami tidak menginginkan perang, ” kata seorang warga negara Rusia Dima Kazantcez.

BACA JUGA:  Kematian akibat COVID-19 Beban Krematorium dan Rumah Sakit di Korea Selatan

Kazantcez menegaskan bahwa Rusia dan Ukraina di Bali saling membantu dan mendukung, dan mereka tidak mempermasalahkan asal-usul kebangsaan.

“Bukan masalah apakah (seseorang) adalah orang Rusia atau Ukraina. Semua orang menginginkan kehidupan yang damai dan bukan perang yang mengerikan,” jelas Kazantcez.

Sebelumnya, Kantor Konsulat Ukraina di Bali menerima aksi damai warga Ukraina dan Rusia yang menolak invasi Rusia ke Ukraina.

Berita terkait: RI desak Rusia, Ukraina untuk deeskalasi, kembali ke meja perundingan
Berita terkait: 99 WNI dievakuasi dari Ukraina: menteri