Tingkat imunisasi rubella yang rendah menempatkan bayi pada risiko ketulian

Jakarta (ANTARA) – Ketua Ikatan Ahli Otolaryngologi Jenny Bashiruddin menyebut rendahnya imunisasi rubella di beberapa daerah menjadi faktor yang meningkatkan risiko bayi lahir tuli.

“Beberapa tahun lalu, Kemenkes mengimbau (masyarakat untuk ikut) vaksinasi rubella. Namun, ternyata cakupannya masih kecil di beberapa daerah,” kata Bashiruddin pada Media Gathering World Hearing Day 2022 seperti terlihat di Jakarta, Selasa. .

Bashiruddin mencatat, salah satu faktor yang menyebabkan bayi lahir cacat, seperti tuli kongenital, adalah rendahnya imunisasi rubella. Di Indonesia, jumlah bayi yang lahir tuli adalah satu dari setiap seribu kelahiran.

Berita terkait: Sebagian besar pasien COVID-19 yang meninggal masih belum divaksinasi: Menteri Kesehatan

Bayi yang terpapar toksoplasma dan herpes juga bisa mengalami ketulian. Oleh karena itu, upaya pemberian imunisasi dasar pada anak harus segera dilakukan agar pemerintah dapat mencegah terjadinya gangguan pendengaran bawaan pada anak.

“Kami khawatir (kemungkinan) tuli kongenital bisa terjadi. Oleh karena itu, vaksinasi diperlukan untuk mencegah gangguan pendengaran bawaan ini,” katanya.

Pj Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Elvieda Sariwati mengatakan, berat badan lahir rendah pada bayi juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya ketulian pada bayi baru lahir.

Baca juga: Posko Rawat 501 Pengungsi Gempa Sumbar

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah harus dipantau untuk memastikan kondisinya, dan pemeriksaan kesehatan secara teratur harus dilakukan dalam jangka waktu hingga enam bulan sejak hari kelahirannya untuk mengetahui apakah bayi tersebut mengalami tuli kongenital.

Sariwati menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga di Asia dalam hal berat badan lahir rendah pada bayi. Memiliki berat badan lahir rendah menempatkan bayi pada risiko tuli bawaan, katanya.

Berita terkait: Pasokan alat bantu dengar gagal memenuhi kebutuhan global: Kementerian Kesehatan

Berita terkait: Pemerintah atur strategi ubah status pandemi menjadi endemik: Menteri