Tidak ada gencatan senjata yang dapat menyebabkan krisis kemanusiaan di Ukraina: Widodo

Kegagalan gencatan senjata di Ukraina tidak hanya akan menyebabkan eskalasi konflik bersenjata, tetapi juga peningkatan korban jiwa dan krisis kemanusiaan di Ukraina.

Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kegagalan Rusia dan Ukraina mencapai kesepakatan gencatan senjata berpotensi menimbulkan peningkatan korban jiwa dan krisis kemanusiaan di Ukraina.

“Kegagalan gencatan senjata di Ukraina tidak hanya akan menyebabkan eskalasi konflik bersenjata, tetapi juga peningkatan korban jiwa dan krisis kemanusiaan di Ukraina,” katanya di akun Twitter resminya. @jokowi di sini pada hari Selasa.

“Perang adalah masalah ego, melupakan sisi kemanusiaan, dan hanya menonjolkan kepentingan dan kekuasaan,” tambahnya.

Presiden meminta semua pihak untuk bersama-sama mencegah ancaman krisis pengungsi terbesar abad ini.

Berita terkait: Seruan sipil 20 untuk mengakhiri permusuhan di Ukraina

“Menurut UNHCR, sekitar 1,2 juta orang harus mengungsi ke negara lain karena perang di Ukraina,” katanya.

“Apalagi jika krisis berlanjut, akan terjadi krisis pengungsi terbesar abad ini. Ini yang perlu kita cegah bersama-sama agar tidak terjadi lagi,” tambah Kepala Negara.

Seperti diberitakan sebelumnya, evakuasi pengungsi dari kota Mariupol dan kota terdekatnya, Volnovakha, Ukraina, gagal dalam beberapa hari terakhir setelah Rusia dan Ukraina saling tuding tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

Berita terkait: Konflik Rusia-Ukraina perang supremasi: politisi

Rusia baru-baru ini mengusulkan untuk membangun koridor kemanusiaan untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan lima kota di Ukraina, termasuk ibu kotanya, Kyiv.

Sementara itu, Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiv Kyslytsya, selama pertemuan Dewan Keamanan PBB, mengatakan bahwa Rusia telah “menyabotase pengaturan” koridor kemanusiaan dengan memaksa Ukraina melewati rute melalui Rusia dan Belarus.

Berita terkait: Jenazah pekerja yang terbunuh akan dimakamkan di kampung halaman masing-masing

Berita terkait: Tenaga kerja kelas menengah bawah sebagian besar menanggung beban pandemi: Kementerian