Dampak pandemi ini dialami oleh tenaga kerja kelas menengah ke bawah di Indonesia, khususnya tenaga kerja wanita
Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mencermati fakta bahwa pandemi COVID-19 berdampak besar pada sektor ketenagakerjaan, terutama pukulan yang cukup signifikan terhadap angkatan kerja kelas menengah ke bawah.
“Dampak pandemi ini dialami oleh tenaga kerja kelas menengah ke bawah di Indonesia, khususnya tenaga kerja wanita,” kata Sanusi di acara virtual C20, Selasa.
Sekjen kementerian menyoroti dampak pandemi yang lebih besar pada pekerja, yang beralih dari perusahaan industri ke sektor pertanian, dari sektor formal ke informal, serta pekerja di sektor akomodasi dan makanan dan minuman dan pekerja migran.
Hal ini terlihat dari menurunnya Angka Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada generasi muda dengan pendidikan SLTA selama masa pandemi, ujarnya.
Berita terkait: Seruan sipil 20 untuk mengakhiri permusuhan di Ukraina
Sanusi menyebut bidang usaha pertanian dan sektor informal sebagai pahlawan bagi pekerja industri dan formal di masa pandemi.
Sektor pertanian dan informal, terutama di daerah pedesaan, menawarkan upah yang relatif rendah dan tidak mencakup skema perlindungan sosial.
Selain itu, terdapat tekanan pada tingkat upah tenaga kerja terutama di sektor akomodasi dan makanan dan minuman yang terkait dengan kegiatan pariwisata.
Hal ini dibenarkan oleh penurunan rata-rata tingkat upah buruh, dengan penurunan tertinggi terjadi di Pulau Bali dan Bangka Belitung, masing-masing sebesar 17,91 persen dan 16,98 persen.
Berita terkait: Warga sipil, sektor swasta berperan dalam upaya antikorupsi: ACWG
Dampak pandemi terhadap ketenagakerjaan juga terlihat dari penurunan remitansi dari pekerja migran Indonesia (PMI). Jumlah remitansi tenaga kerja Indonesia pada 2020 mencapai sekitar US$9,43 miliar, turun 17,56 persen year-on-year atau dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, berdasarkan data Bank Indonesia.
“Ini mencerminkan sulitnya kondisi ekonomi yang dihadapi PMI saat ini di masa pandemi ini,” tegasnya.
Berita terkait: Indonesia menyusun strategi untuk mencapai bauran energi 23% pada tahun 2025
Berita terkait: Forum penting C20, beri solusi G20: Hartarto