Susah Ambil Tunai, Tidak Bisa Akses Media Sosial

Nabila Agia adalah satu dari sekitar 700 mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Moskow, Rusia. Dia adalah seorang mahasiswa sarjana di Moscow State University of Civil engineering di Moskow, Rusia.

Meski banyak protes yang terjadi di kotanya, menurut dia, mahasiswa Indonesia di sana tetap bisa menjalani kesehariannya seperti biasa.

“Hanya saja ada aksi damai, yang bisa dicari dengan kata kunci ‘aksi anti perang’”, kata Nabila Agia kepada VOA.

Saat ini ada sekitar 700 mahasiswa Indonesia di Rusia (dok: Nabila Agia)

Saat ini ada sekitar 700 mahasiswa Indonesia di Rusia (dok: Nabila Agia)

KBRI Moskow atau KBRI Moskow telah mengeluarkan surat edaran yang menghimbau WNI di Rusia untuk selalu menjaga diri dan menghindari keramaian.

Tidak hanya itu, mereka juga disarankan untuk selalu membawa dokumen pribadi dan mengikuti perkembangan terkini, baik melalui berita lokal maupun internasional.

Kesulitan Mengambil Uang Tunai

Dampak sanksi yang dijatuhkan oleh berbagai negara barat, termasuk Amerika Serikat terhadap Rusia pasca invasi ke Ukraina, juga dirasakan oleh warga negara Indonesia yang tinggal di sana.

Layanan pembayaran tanpa uang tunai seperti GooglePay dan ApplePay saat ini tidak lagi tersedia. KBRI juga menghimbau kepada WNI agar selalu memiliki uang tunai yang cukup. Namun, untuk menarik uang tunai tidak mudah.

Hal ini dirasakan oleh Rima Desi Milenia, mahasiswi Indonesia asal Wonosobo, Jawa Tengah yang saat ini sedang menempuh studi Hubungan Internasional di Russian State University for Humanities di Moskow.

Nabila Agia bersama teman-teman di Moskow, Rusia (dok: Nabila Agia)

Nabila Agia bersama teman-teman di Moskow, Rusia (dok: Nabila Agia)

“Sejak kemarin saya sudah mencoba 3 mesin ATM, tapi tetap tidak bisa digunakan untuk tarik uang di ATM Indonesia berlogo visa atau mastercard,” kata Rima Desi Millennial yang sudah tinggal di Rusia selama setahun terakhir.

Akibatnya, antrean panjang kini selalu membanjiri berbagai lokasi ATM di Rusia, termasuk di mal. Warga kini hanya bisa menarik uang tunai dalam jumlah terbatas, yakni sekitar 30 ribu rubel atau setara dengan 3,6 juta rupiah. Namun, ATM sering kosong.

Rubel juga melemah. Jika sebelumnya 1 rubel bisa setara dengan 190 rupiah, kini turun menjadi hanya sekitar 130 rupiah. Hal ini cukup meresahkan Nabila Agia yang sudah lima tahun tinggal di Rusia.

“Nilai valas yang fluktuatif membuat kami kesulitan untuk menukarkan uang,” kata Nabila Agia.

Harga Makanan Melonjak

Tidak hanya sulit mendapatkan uang tunai, harga kebutuhan pokok dan berbagai produk melonjak. Sekarang harga produk impor naik 20 persen, sedangkan kebutuhan pokok naik 5 persen.

“Biasanya untuk 70 (rubel) kita dapat 1 box telur,” kata Nabila.

Saat ini harga 1 boks telur berisi sekitar 12 buah sudah mencapai harga 92 rubel atau setara dengan 12 ribu rupiah.

Hiburan Terbatas dan Media Sosial

Berbagai acara hiburan dibatalkan karena sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia. Salah satunya adalah band OneRepublic yang baru-baru ini mengumumkan telah membatalkan beberapa jadwal konser di Rusia.

Begitu juga dengan artis dan band lain, seperti Judas Priest dan Aerosmith.

Nabila Agia, seorang mahasiswa sarjana di Universitas Teknik Sipil Moskow, telah tinggal di Rusia selama 5 tahun terakhir (dok: Nabila Agia)

Nabila Agia, seorang mahasiswa sarjana di Universitas Teknik Sipil Moskow, telah tinggal di Rusia selama 5 tahun terakhir (dok: Nabila Agia)

Tak hanya itu, pertandingan seperti final liga champions juga dibatalkan dan film-film Hollywood salah satunya “Batman” yang dibintangi aktor Robert Pattinson gagal tayang di Rusia. Layanan streaming Netflix juga tidak dapat digunakan lagi.

Situs media sosial kini hanya bisa diakses menggunakan VPN (merah. Virtual Private Network).

“Mulai beberapa hari lalu akses Facebook, Instagram dan Twitter sangat lambat, bahkan Twitter sejak tiga hari lalu tidak bisa dibuka,” kata Rima.

Namun, seperti yang Nabila katakan, “Kami tetap menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa.” [di/nb/dw]

BACA JUGA:  Sebanyak 3.427 personel gabungan mengamankan MotoGP Mandalika 2022