Singapura menjatuhkan sanksi kepada Rusia karena ‘serangan tak beralasan’ terhadap Ukraina

Singapura pada Sabtu mengumumkan sanksi terhadap Rusia yang mencakup kegiatan empat bank dan larangan ekspor barang elektronik, komputer, dan militer sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai “preseden berbahaya” Moskow di Ukraina.

Pusat keuangan Asia jarang menjatuhkan sanksinya sendiri, tetapi mengatakan tidak akan mengizinkan ekspor barang yang dapat membahayakan atau menaklukkan Ukraina, atau membantu Rusia meluncurkan serangan dunia maya.

“Kami tidak dapat menerima pelanggaran pemerintah Rusia terhadap kedaulatan dan integritas teritorial negara berdaulat lainnya,” kata Kementerian Luar Negeri Singapura dalam sebuah pernyataan. Tidak disebutkan kapan sanksi itu akan berlaku.

“Untuk negara kecil seperti Singapura, ini bukan prinsip teoretis, tapi preseden yang berbahaya. Inilah mengapa Singapura mengutuk keras serangan Rusia yang tidak beralasan itu,” katanya.

Sanksi tersebut antara lain melarang lembaga keuangan Singapura melakukan transaksi dengan Perusahaan Gabungan Publik VTB Bank, Bank Korporat untuk Pengembangan dan Urusan Ekonomi Asing Vnesheconombank, Perusahaan Gabungan Publik Promsvyazbank dan Bank Rossiya. Langkah-langkah tersebut juga mencakup cryptocurrency.

Lembaga keuangan juga dilarang melakukan transaksi dan memberikan layanan yang memfasilitasi penggalangan dana untuk pemerintah Rusia, bank sentral, atau entitas yang berada di bawah kendali mereka.

Sikap Singapura terhadap invasi Rusia sejauh ini merupakan langkah terberat yang diambil oleh negara mana pun di Asia Tenggara.

Pada Kamis (3/3), Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyerukan gencatan senjata dalam krisis Ukraina, tetapi tidak menyebutkan keterlibatan Rusia. [ah]