Rusia justru melampiaskan ancamannya untuk menyerang dan menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2). Peristiwa ini menarik perhatian dunia. Di media sosial, tagar tentang Rusia dan Ukraina menjadi trending topik. Namun tak jarang juga menjadikannya bahan meme dan lelucon.
Dengan dimulainya serangan Rusia ke Ukraina pasti akan ada korban anak-anak, wanita, orang tua dan warga kedua negara. Ada tiga hal yang perlu kita ingat.
Pertama, empati digital. Kita tidak boleh memposting lelucon, karena jelas ada korban yang meninggal. Banyak orang mencari informasi tentang perkembangan situasi di internet, tetapi mereka ditutupi dengan lelucon yang tidak berguna. Juga, berhati-hatilah menggunakan emotikon dan emoji, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman.
Kedua, lanjutkan dan selalu serukan perdamaian melalui berbagai saluran media sosial, agar perang tidak meluas. Hindari ucapan yang provokatif. Cinta damai adalah karakter bangsa dunia.
Ketiga, tidak membuat dan menyebarkan konten hoax. Karena konten hoax bisa membuat situasi buruk, baik di dalam maupun di luar negeri. Perhatikan tanggal rilis foto, video dari media atau dari media sosial. Periksa, lalu periksa kembali dengan cermat sebelum membagikan apa pun.
Untuk diketahui, serangan Rusia diawali dengan ledakan di sejumlah kota di Ukraina, antara lain di ibu kota Kyiv, Odessa, Kharkiv, dan Mariupol. Hingga kini, ketegangan masih berlangsung.