Sejumlah negara di Eropa dilanda serangan siber berskala besar yang menyebabkan koneksi internet terputus di beberapa tempat.
Serangan siber menghantam penyedia jaringan internet satelit bernama Viasat, yang beroperasi di sejumlah negara di Eropa, termasuk Ukraina. Sejak Rusia menginvasi Ukraina beberapa waktu lalu, operator asal Amerika Serikat mengalami beberapa masalah dengan jaringannya.
Viasat mengatakan perangkat terminal milik penggunanya yang berada di Eropa Timur dan Tengah mengalami kerusakan akibat sabotase. Sementara itu, Spiegel, majalah mingguan dari Jerman, mengatakan bahwa gangguan ini diduga ada hubungannya dengan invasi Rusia ke Ukraina.
Akibat serangan siber ini, pengguna layanan internet berbasis satelit KA-SAT tidak dapat mengakses internet. Pengguna juga diminta untuk tidak mengupdate software modem yang terhubung dengan jaringan Viasat, karena ditengarai dapat merusak modem secara permanen.
Dampak serangan ini tidak hanya bagi konsumen biasa, karena jaringan internet satelit Viasat juga digunakan di sejumlah pembangkit listrik tenaga angin di Jerman. Setidaknya ada tiga turbin angin yang terhubung ke internet menggunakan Viasat.
Kini ketiga kincir angin tersebut tidak dapat dipantau dan dikendalikan dari jarak jauh. Untungnya turbin masih beroperasi dan bisa menghasilkan listrik, seperti dikutip dari Techtimes, Senin (7/3/2022).
Modus penyebaran malware melalui pembaruan perangkat lunak menunjukkan bahwa serangan siber ini dilakukan oleh para profesional, dan memiliki tujuan yang jelas — bukan motif ekonomi –, seperti mengganggu koneksi internet di wilayah tertentu.
Layanan Viasat ini sama dengan layanan Starlink yang ditawarkan oleh SpaceX. Elon Musk, bos SpaceX, sebelumnya juga mengirim satu truk penuh perangkat terminal untuk mengakses jaringan Starlink ke Ukraina.
Kemudian dia memperingatkan bahwa warga Ukraina yang menggunakan layanan Starlink harus berhati-hati, karena itu adalah satu-satunya layanan internet non-Rusia yang tersisa di Ukraina.