Saatnya membuat G20 lebih mudah diakses oleh akar rumput: Kementerian BUMN

Mari kita pijakkan narasi G20 bahwa tidak hanya untuk kelompok BUMN, kelompok swasta, kelompok keuangan, kelompok energi, tetapi juga untuk masyarakat.

Jakarta (ANTARA) – Sudah saatnya Kepresidenan G20 Indonesia lebih mudah dijangkau hingga ke akar rumput, kata Koordinator Analisis Fungsi Ekonomi dan Industri Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sitta Rosdaniah.

“Mari kita landasankan narasi G20 yang tidak hanya untuk kelompok BUMN, kelompok swasta, kelompok keuangan, kelompok energi, tetapi juga untuk masyarakat,” kata Rosdaniah saat menjadi pembicara dalam webinar bertema “G20 2022 Seminar Nasional” di sini pada hari Sabtu.

Anggota masyarakat, terutama dari tingkat akar rumput, harus terlibat dalam kegiatan G20 karena mereka adalah kekuatan pendorong yang juga akan berkontribusi pada keberhasilan forum, tegasnya.

Rosdaniah mengungkapkan kekagumannya pada salah satu kegiatan G20 yang melibatkan sekitar 200 peserta dari berbagai latar belakang — mulai dari duta besar, profesor, dan akademisi, hingga guru sekolah dasar — untuk menuliskan kontribusi mereka yang diharapkan bisa diwujudkan dalam sebuah buku.

Berita terkait: PBB menggarisbawahi tantangan terhadap akses perempuan ke energi berkelanjutan

“Saya sangat bangga dengan Anda semua yang telah mengungkapkan kontribusi Anda melalui kata-kata yang saya yakini dapat dituangkan dalam sebuah buku,” tegasnya.

Indonesia mengambil tiga agenda utama dalam Kepresidenan G20: arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.

Rosdaniah menggarisbawahi pentingnya teknologi selama pandemi dan bagaimana teknologi memainkan peran penting dalam pemulihan.

Dengan bantuan teknologi, pemerintah dapat memastikan bahwa setiap sektor tetap pada jalurnya, seperti dengan mengizinkan pekerja bekerja dari jarak jauh, melakukan pembelajaran online untuk siswa dan guru, dan memberikan layanan kesehatan untuk isolasi mandiri, jelasnya.

“Kami berusaha untuk memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memastikan bahwa semua kegiatan tetap berjalan,” katanya.

Berita terkait: Perguruan Tinggi didesak untuk memanfaatkan potensi momentum Kepresidenan G20

Teknologi harus dioptimalkan untuk membuat manusia lebih kaya, dia menekankan sambil menambahkan bahwa itu juga harus dapat diandalkan dan terjangkau untuk memastikan inklusivitas bagi semua orang.

Untuk tujuan ini, inilah saatnya untuk kembali mengartikulasikan apa yang telah Jepang pikirkan sebelumnya terkait dengan Society 5.0 selama G20 sebelumnya, katanya.

Berita terkait: Indonesia tawarkan 47 investasi berkelanjutan di G20

“Dalam waktu dekat, Indonesia akan memiliki Society 5.0 Plus. Saya sangat optimis melalui itu, kita bisa mendongkrak ‘plus’ dengan bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan,” tegasnya.

Rosdaniah percaya bahwa Indonesia memiliki potensi untuk mewujudkan masyarakat seperti itu karena warganya tidak hanya memiliki kecerdasan tetapi juga spiritualitas yang tinggi.

“Spiritualitas bisa membuat kita beruntung selain hanya pintar,” ujarnya.

Oleh karena itu, Rosdaniah mendesak semua pihak untuk memanfaatkan peluang Kepresidenan G20 karena merupakan gerbang emas untuk membangun jaringan global.

“Kita harus memastikan tidak ada yang tertinggal. Meski ada teknologi, kita tetap harus mengedepankan kemanusiaan,” tegasnya.

Berita terkait: LEN berupaya mengoptimalkan peluang kemitraan strategis di G20

Berita terkait: Menkeu dukung investasi berkelanjutan untuk capai target SDGs