Rusia Rilis Video “Bye Bye Space Station”, Benarkah?

Sebuah video aneh yang diposting oleh media milik pemerintah Rusia RIA Novosti, menunjukkan sejumlah kosmonot meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Video ini menimbulkan spekulasi bahwa Rusia sengaja menghasut Amerika Serikat (AS).

NASA Watch, sebuah situs yang mengulas berita tentang luar angkasa, men-tweet video yang mengatakan bahwa kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin, mencoba mengancam program ISS.

RIA Novosti @rianru yang dikendalikan pemerintah Rusia memposting video di Telegram yang dibuat oleh @Roscosmos di mana kosmonot mengucapkan selamat tinggal kepada Mark Vande Hey di #ISS, berangkat, dan kemudian segmen Rusia terlepas dari ISS lainnya. @Rogozin jelas mengancam program ISS. #NASA #Ukraina pic.twitter.com/fj2coK1xR1

— NASA Watch (@NASAWAtch) 5 Maret 2022

RIA Novosti yang dikendalikan pemerintah Rusia memposting video Roscosmos di Telegram yang menunjukkan para kosmonot mengucapkan selamat tinggal kepada Mark Vande Hei (astronot AS) di ISS, mereka pergi, lalu segmen Rusia meluncur menjauh dari ISS. Rogozin jelas mengancam program ISS ,” tulis akun tersebut. itu.

Bukan tanpa alasan, beberapa minggu lalu Rogozin mengancam akan menghancurkan AS dengan menjatuhkan puing-puing dari ISS yang tidak berfungsi dengan melepaskan segmen Rusia. Tidak jelas apakah Rogozin mengancam akan menjatuhkan ISS ke atmosfer atau hanya memusnahkan bagian Rusia dan terbang sendiri.

Rusia juga telah mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan ISS. Roscosmos secara resmi menyatakan tidak akan lagi bekerja sama dengan mitra global untuk melakukan penelitian ilmiah di ISS.

ISS saat ini diawaki oleh kru yang terdiri dari personel Rusia, Amerika, dan Jerman. Tetapi konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung telah menciptakan keretakan serius antara Rusia dan negara-negara Barat terutama dengan AS.

Tak hanya itu, Rusia juga memutuskan untuk berhenti memasok mesin roket ke AS. Roscosmos juga akan menghentikan servis mesin roket yang sebelumnya dikirim ke AS. Hingga saat ini, AS masih memiliki 24 mesin dan Rusia berniat meninggalkannya karena tidak mau lagi memberikan bantuan teknis kepada AS.