Sistem energi sedang mengalami transisi yang cepat melalui (perkembangan) ilmu pengetahuan dan teknologi terkini serta permintaan global akan energi yang terjangkau, bersih, dan terbarukan
Jakarta (ANTARA) – Kepresidenan G20 Indonesia merupakan kesempatan yang baik untuk optimistis terhadap solusi permasalahan perubahan iklim dan memperkuat ketahanan energi baik secara nasional maupun global, menurut Profesor Universitas Indonesia Mohammed Ali Berawi.
“Sistem energi sedang mengalami transisi yang cepat melalui (perkembangan) ilmu pengetahuan dan teknologi terkini serta tuntutan global akan energi yang terjangkau, bersih, dan terbarukan,” kata Berawi selaku Co-Chair of Science 20 (S20) di Jakarta, pada Kamis.
Berawi menyoroti pemanfaatan sumber energi terbarukan dan digitalisasi sistem energi menjadi kunci untuk memudahkan proses transisi energi.
Menurut guru besar tersebut, kemitraan untuk mewujudkan transisi energi yang berkeadilan memerlukan kebijakan dan insentif yang didasarkan pada kebutuhan dan potensi masing-masing negara.
Berita terkait: Indonesia akan mengadakan tiga pertemuan G20 TIIWG 2022 sekitar akhir Maret
Berawi menjelaskan, penguatan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan industri untuk menciptakan ekosistem transisi energi yang optimal akan menjadi momentum kebangkitan dan kemandirian industri energi nasional.
“Tindakan ini akan menciptakan ekosistem yang menghasilkan kebijakan yang akurat dan adaptif, disertai dengan langkah-langkah strategis dan program kerja untuk mewujudkan Indonesia yang maju,” tegas Berawi.
Selain itu, Berawi mencontohkan bahwa ketahanan atau ketahanan energi merupakan faktor penting dalam keberlangsungan suatu negara.
Untuk itu, pemerintah perlu memperbaiki iklim investasi untuk meningkatkan daya saing investasi di sektor energi melalui berbagai kemudahan dan insentif, jelasnya.
Berita terkait: Jakarta targetkan 50 persen armada TransJakarta elektrik pada 2025
Dia juga menegaskan kembali bahwa kebijakan pemerintah harus cenderung menawarkan insentif untuk penggunaan energi bersih dan memperhatikan keluaran emisi karbon.
“Pemerintah harus menyiapkan kebijakan yang mengakomodasi nilai ekonomi karbon yang pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap, termasuk pengenaan pajak karbon,” kata Berawi.
Guru Besar juga menyampaikan bahwa transisi energi menjadi salah satu isu utama yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada peluncuran Kepresidenan G20 Indonesia pada Desember 2021.
Melalui forum tersebut, Indonesia dan negara-negara G20 lainnya dapat mengambil tindakan nyata dan melakukan terobosan-terobosan besar, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat global.
Berita terkait: BKPM, Kadin Gandeng Gelar Side Event G20
Berita terkait: Membawa transformasi digital ke G20 sebagai jalur cepat menuju pemulihan