Polisi selidiki pembunuhan delapan warga sipil di Beoga . Kabupaten Puncak

Jayapura, Papua (ANTARA) – Tim penyidik ​​yang dibentuk Polres Puncak akan mengusut pembunuhan delapan warga sipil oleh beberapa teroris separatis Papua bersenjata di Kecamatan Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua, pada Rabu.

“Pembunuhnya adalah anggota kelompok bersenjata, tetapi penyelidikan masih berlangsung untuk mengetahui apa kelompok itu,” kata Juru Bicara Polda Papua Kombes Ahmad Kamal di Jayapura, ibu kota Provinsi Papua, Kamis malam.

Penyerangan tersebut mengakibatkan tewasnya delapan pekerja Palaparing Timur Telematika (PTT) yang sedang memperbaiki menara base transceiver station (BTS) operator telekomunikasi milik negara Telkomsel, katanya.

Warga sipil yang tewas dalam serangan itu diidentifikasi sebagai B, R, BN, BT, J, E, S, dan PD, kata Kamal, menambahkan bahwa pekerja lain, hanya diidentifikasi dengan inisialnya sebagai NS, selamat dari serangan mematikan itu.

Saat kejadian, NS sedang tidak bersama rekan-rekannya di kemah mereka untuk memperbaiki menara. NS menemukan mereka tewas setelah kembali ke kamp, ​​kata Kamal.

Mengetahui peristiwa tragis tersebut, NS meminta bantuan melalui closed circuit television (CCTV) yang dipasang di BTS tower 3, ujarnya.

Berita terkait: Prajurit terluka dalam baku tembak dengan separatis Papua

Menurut Kamal, jenazah korban belum bisa dievakuasi pada Kamis karena kondisi cuaca di lapangan.

Kasus pembunuhan pekerja PTT bukanlah tragedi pertama yang menimpa provinsi timur Indonesia ini.

Pada 2 Desember 2018, sekelompok pemberontak Papua bersenjata telah membunuh secara brutal 31 pekerja PT Istaka Karya, yang terlibat dalam pembangunan dan pembangunan proyek Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak di Kecamatan Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Pemberontak bersenjata yang melancarkan pembunuhan brutal itu juga membunuh seorang tentara bernama Handoko dan melukai dua personel keamanan lainnya, Sugeng dan Wahyu.

Papua telah menjadi saksi siklus kekerasan yang berulang selama beberapa tahun terakhir, dengan kelompok-kelompok bersenjata di distrik Intan Jaya, Nduga, dan Puncak menargetkan warga sipil dan personel keamanan.

Intan Jaya mencatat bulan paling berdarah pada September 2020 ketika kelompok bersenjata melancarkan serangkaian serangan di wilayah tersebut yang merenggut nyawa dua tentara dan dua warga sipil serta menyebabkan dua lainnya luka-luka.

Aksi teror berlanjut pada tahun 2021. Pada 10 Januari 2021, misalnya, seorang tentara Indonesia tewas dalam baku tembak di kawasan Titigi, Kabupaten Intan Jaya.

Pada 25 April 2021, separatis Papua yang beroperasi di Beoga menyergap Kepala Badan Intelijen Negara (Papua), I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, dan beberapa personel keamanan saat berkunjung ke Desa Dambet.

Nugraha meninggal karena luka tembak yang diderita selama serangan itu.

Berita terkait: Tiga penduduk desa ditemukan tewas setelah baku tembak di dekat Bandara Ilaga
Berita terkait: Warga sipil bersenjata menyiksa, membunuh dua orang di distrik Sugapa Papua