Pihak berwenang Papua Barat menggagalkan upaya penyelundupan 59 burung endemik, reptil

Sorong, Papua Barat (ANTARA) – Tim gabungan personel Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat dan Badan Karantina Pertanian menggagalkan upaya penyelundupan 59 burung dan reptil endemik pada 28 Februari 2022.

Hewan-hewan asli Papua dan pulau-pulau Indonesia lainnya itu akan diselundupkan melalui MV Gunung Dempo yang berlabuh di pelabuhan Kota Sorong pada 28 Februari, kata Kepala BKSDA-Kantor Papua Barat Budi Mulyanto.

Di antara satwa dilindungi yang bisa diselamatkan antara lain 15 ular sanca hijau (Morelia viridis), sembilan biawak pohon hijau (Varanus prasinus), dan 14 biawak (Varanus indicus), katanya.

Sementara itu, beberapa burung endemik yang berhasil diselamatkan dari upaya penyelundupan tersebut antara lain burung jagal tudung (Cracticus cassicus) dan perkici tengkuk hijau (Trichoglossus haematodus), katanya dalam keterangan yang dikutip ANTARA di Jakarta, Rabu.

“Seluruh satwa yang dilindungi telah diamankan di Balai Karantina Pertanian untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan,” imbuhnya.

Kantor BKSDA-Papua dan Papua Barat terus melindungi spesies endemik provinsi dari praktik perdagangan dan penyelundupan ilegal.

Berita terkait: Empat Burung Endemik Papua Dilepaskan ke Habitat Alami: BKSDA

Pada 18 Desember 2021, misalnya, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua melepas empat ekor burung langka ke habitat aslinya.

Badan tersebut telah melepasliarkan tiga burung cenderawasih kecil (Paradisaea minor) dan satu burung cendrawasih besar (Ptiloris magnificus) ke dalam hutan Nyei Toro Kecamatan Ravenirara di Kabupaten Papua.

Seperti diungkapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, beberapa warga setempat telah berinisiatif untuk menyerahkan burung tersebut kepada Komunitas Pecinta Satwa Jayapura dan Rumah Bakau.

Kedua lembaga lingkungan ini kemudian menyerahkan burung endemik tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Papua pada 12 Oktober 2021, menurut kepala badan tersebut, Edward Sembiring.

BACA JUGA:  Solidaritas dengan Ukraina, warga AS membeli bendera biru dan kuning

“Kami berterima kasih kepada semua pihak atas kontribusinya dalam pengendalian dan pengawasan perdagangan ilegal spesies endemik Papua. Sinergi dan kolaborasi seperti itu memang sangat diperlukan,” ujarnya.

Dengan begitu, perdagangan ilegal satwa liar Papua bisa diberantas di masa depan, katanya, seraya menambahkan keempat burung endemik itu dilepasliarkan ke habitat aslinya setelah dua bulan.

ANTARA mencatat bahwa kepulauan Indonesia diberkahi dengan sejumlah besar flora dan fauna, beberapa di antaranya dikategorikan sebagai “spesies ikonik.”

Baca juga: Sulawesi Tengah Kembangkan Burung Maleo Endemik Langka untuk Tingkatkan Populasi