Filipina memilih untuk mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) yang menyatakan “kecaman eksplisit” atas invasi Rusia ke Ukraina, mengecam serangan Kremlin di negara tetangganya.
“Filipina memilih Ya untuk resolusi UNGA dan secara eksplisit mengutuk invasi ke Ukraina,” kata pernyataan Filipina dalam pertemuan darurat UNGA.
“Dalam kabut kebohongan saat ini, kami belum menentukan korban di kedua belah pihak. Kami menyerukan perlindungan warga sipil dan infrastruktur sipil,” tambahnya.
Negara itu menekankan bahwa “Prinsip kedaulatan dan persamaan kedaulatan negara diabadikan dalam Piagam PBB.”
“Semua Negara menikmati hak atas kedaulatan penuh di semua wilayah yurisdiksi. Piagam PBB mengharuskan negara-negara berdaulat untuk menahan diri dari penggunaan kekuatan terhadap kemerdekaan politik dan integritas teritorial negara mana pun.”
Manila menyerukan bantuan kemanusiaan besar-besaran “sepadan dengan krisis kemanusiaan yang berkembang.”
“Akses yang aman untuk bantuan kemanusiaan harus dijamin dengan cara yang paling efektif,” tambahnya.
Lebih dari 300 orang Filipina tinggal di Ukraina, menurut Departemen Luar Negeri (DFA). Banyak dari mereka awalnya ragu-ragu untuk meninggalkan negara itu dengan harapan konflik akan mereda. Namun, pertempuran sengit berlanjut di seluruh Ukraina, yang mengakibatkan 352 korban sipil.
Enam warga Filipina di Ukraina, termasuk seorang anak berusia dua tahun, dievakuasi dari negara itu dan mencapai perbatasan Moldova, DFA mengkonfirmasi Senin.
BACA: 6 Orang Filipina dari Ukraina dengan Aman Menyeberangi Moldova