PGN, PIM kembangkan amoniak biru untuk mengurangi emisi

Pertamina Group, bersama dengan PIM, Badan Usaha Milik Negara lainnya, dan mitra bisnis kami bekerja untuk mengembangkan rencana bisnis yang terintegrasi untuk mewujudkan pemanfaatan sumber energi rendah emisi.

Jakarta (ANTARA) – PT PGN, sub-holding gas PT Pertamina (Persero), mengatakan sedang mengembangkan pengolahan hilir gas alam ramah lingkungan bernama blue amonia untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia.

Upaya itu dilakukan bekerja sama dengan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), anak perusahaan produsen pupuk milik negara PT Pupuk Indonesia, tambahnya.

“Kami akan melakukan joint study terkait hilirisasi gas bumi yang ramah lingkungan dan mengembangkan kerjasama bisnis berbasis gas,” kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Amoniak biru diproses melalui metode carbon capture storage (CCS), sehingga lebih ramah lingkungan, jelasnya. Zat itu bisa digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik atau kendaraan, katanya.

Oleh karena itu, proyek ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon hingga 29 persen pada tahun 2030 serta mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060, tambahnya.

Berita terkait: Pertamina, ExxonMobil Sepakat Kembangkan Teknologi Rendah Karbon

“Pertamina Group bersama PIM, Badan Usaha Milik Negara lainnya, dan mitra bisnis kami sedang menyusun rencana bisnis yang terintegrasi untuk mewujudkan pemanfaatan sumber energi rendah emisi,” tambah Direktur PGN.

Lebih lanjut, Direktur Utama PT PIM Budi Santoso Syarif mengatakan pihaknya berencana membangun pabrik blue amoniak di Kawasan Industri Iskandar Muda.

Ini akan menyediakan lahan untuk mendirikan pabrik baru dan utilitas untuk mengoperasikan fasilitas tersebut, katanya. Sementara itu, PGN akan menyediakan infrastruktur gas bumi dan gas untuk pembangkit baru tersebut, tambahnya.

BACA JUGA:  Bintang bulu tangkis Indonesia Jonatan Christie dinyatakan positif COVID-19 tepat setelah kekalahan Jerman Terbuka

“Karbon dioksida (CO2) yang ditangkap dari pengolahan amonia akan diinjeksikan ke sumur minyak dan gas untuk meningkatkan tonase recovery minyak,” menginformasikannya.

Menyimpan CO2 di bawah tanah dapat meningkatkan produksi minyak dan gas, katanya. Dengan demikian, pembuatan blue amonia berpotensi meningkatkan keuntungan baik PGN maupun PIM, tambahnya.

Sebelumnya, PGN dan PIM telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menjalin kerja sama bisnis pada 24 Februari 2022.
Berita terkait: Kementerian Perindustrian kejar pengembangan industri rendah karbon