Pertamina berusaha menjaga kinerja meski harga minyak naik

Sebagian kebutuhan minyak mentah dalam negeri dipasok melalui portofolio produksi Pertamina, yaitu sub-holding hulunya, dan juga dari produksi kontraktor minyak dan gas bumi (KKKS) di Indonesia.

Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina konsisten menjaga kinerja operasionalnya baik di hulu maupun hilir untuk meningkatkan ketahanan energi dan menstabilkan pasokan untuk kebutuhan konsumsi nasional di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia.

Perusahaan energi milik negara itu menegaskan fleksibilitas pasokannya karena sumber minyak mentah, produk bahan bakar, dan gas minyak cair (LPG) bervariasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Sebagian kebutuhan minyak mentah dalam negeri dipasok melalui portofolio produksi Pertamina, yaitu sub-holding hulunya, dan juga dari produksi kontraktor minyak dan gas bumi (KKKS) di Indonesia,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman. dicatat dalam sebuah pernyataan di sini pada hari Jumat.

Harga minyak mentah saat ini menyentuh US$100 per barel, didorong oleh pulihnya permintaan energi global dan meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Pertamina akan terus memantau kondisi energi global yang berdampak pada bisnis perusahaan dalam upaya menjamin ketahanan energi nasional, termasuk pasokan BBM dan LPG, ujarnya.

Perusahaan akan melakukan mekanisme pengadaan jangka panjang dan penyesuaian jangka pendek untuk minyak mentah, produk bahan bakar, dan LPG sesuai dengan kebutuhan publik, katanya.

Selain distribusi energi di seluruh Indonesia, Pertama juga harus mengambil langkah-langkah kehati-hatian terkait dengan dinamika global yang berpotensi memberikan tekanan pada kinerja keuangan sektor hilir, kata Usman.

Berita terkait: Meningkatkan BUMN Indonesia melalui clustering

Perseroan akan kembali memantau, mengkaji, dan mengevaluasi pasar migas global serta berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan mengenai dampak strategisnya, ujarnya.

“(Upaya tersebut) antara lain penetapan (harga wajar) BBM non-subsidi untuk memastikan kondisi pasar yang seimbang dan penegasan kemampuan finansial perusahaan untuk menjamin pasokan BBM ke seluruh masyarakat nasional,” ujarnya.

Berita terkait: Pertamina Percepat Upaya Transisi Energi di Indonesia
​​