Perang di Ukraina Ancam Pasokan Pangan Dunia

Tank dan rudal Rusia yang mengepung Ukraina juga mengancam pasokan makanan dan mata pencaharian orang-orang di Eropa, Afrika, dan Asia yang bergantung pada lahan pertanian luas di wilayah Laut Hitam. Tanah subur ini dikenal sebagai “keranjang roti atau sumber makanan dunia”.

Petani Ukraina terpaksa meninggalkan ladang mereka sementara jutaan orang melarikan diri, melawan atau mencoba bertahan hidup. Pelabuhan yang mengirimkan gandum dan makanan pokok lainnya ke seluruh dunia ditutup. Dan ada kekhawatiran bahwa ekspor makanan pokok Rusia, yang seperti Ukraina adalah produsen makanan, dapat dibatalkan oleh sanksi Barat.

Meskipun belum ada gangguan pasokan global, harga gandum telah meningkat, mencapai rekor tertinggi di tengah kekhawatiran tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya. Dewan Makanan Pokok Internasional mengatakan jika perang berlarut-larut, negara-negara yang bergantung pada ekspor gandum murah dari Ukraina bisa menghadapi kekurangan mulai Juli.

Seorang penjual menunggu pelanggan di sebuah pasar di Sanaa, ibu kota Yaman yang dilanda perang, 28 Februari 2022. (MOHAMMED HUWAIS/AFP).  Invasi Rusia ke Ukraina mengancam pasokan makanan pokok di Mesir, Lebanon, Yaman, dan tempat lain di dunia Arab.  Wilayah ini sangat bergantung pada pasokan biji-bijian dari Ukraina dan Rusia.  (MOHAMMED HUWAIS/AFP)

Seorang penjual menunggu pelanggan di sebuah pasar di Sanaa, ibu kota Yaman yang dilanda perang, 28 Februari 2022. (MOHAMMED HUWAIS/AFP). Invasi Rusia ke Ukraina mengancam pasokan makanan pokok di Mesir, Lebanon, Yaman, dan tempat lain di dunia Arab. Wilayah ini sangat bergantung pada pasokan biji-bijian dari Ukraina dan Rusia. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)

Jika itu terjadi, akan ada kerawanan pangan dan lebih banyak orang jatuh miskin di tempat-tempat seperti Mesir dan Lebanon, di mana makanan didominasi oleh roti yang disubsidi pemerintah. Di Eropa, kenaikan biaya untuk pakan ternak bisa berarti harga daging dan susu yang lebih tinggi.

Kepala Sindikat Importir Gandum di Lebanon Ahmed Hoteit mengatakan, “Delapan puluh persen gandum di Lebanon diimpor dari Ukraina. Lebanon mengkonsumsi antara 6.200-6.300 ton gandum per tahun. Tahun lalu kami mengimpor 5.200 ton gandum dari Ukraina dan sisanya dari Rusia, Moldova, dan Rumania. Tentu saja kami akan terpengaruh oleh krisis ini. Sejak awal perang, kami telah berbicara dengan menteri ekonomi, perdana menteri, gubernur Bank Sentral untuk menemukan mekanisme baru untuk mempercepat atas proses mencari alternatif impor dari negara lain seperti Rumania, Serbia, Hungaria dan Bulgaria.”

Rusia dan Ukraina Menyumbang Sepertiga Ekspor Gandum dan Jelai Dunia

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang sekitar sepertiga dari ekspor gandum dan jelai dunia. Ukraina adalah eksportir gandum terbesar kelima di dunia, dengan pangsa pasar global 10 persen. Negara ini juga merupakan pemasok utama jagung, dan pemimpin dunia dalam minyak bunga matahari. Perang bisa mengurangi pasokan makanan saat harga berada di level tertinggi sejak 2011.

Petani memanen gandum di ladang mereka dekat desa Tbilisskaya, Rusia, 21 Juli 2021. Tank dan rudal Rusia yang mengelilingi Ukraina juga mengancam pasokan makanan dan mata pencaharian masyarakat di Eropa, Afrika, dan Asia.  (AP/Vitaly Timkiv, Berkas)

Petani memanen gandum di ladang mereka dekat desa Tbilisskaya, Rusia, 21 Juli 2021. Tank dan rudal Rusia yang mengelilingi Ukraina juga mengancam pasokan makanan dan mata pencaharian masyarakat di Eropa, Afrika, dan Asia. (AP/Vitaly Timkiv, Berkas)

Arif Husain, kepala ekonom di Program Pangan PBB WFP, mengatakan:
“Saat ini sekitar 30 persen gandum berasal dari kedua negara tersebut (Rusia dan Ukraina.red). Dua puluh persen jelai berasal dari kedua negara ini. Dan sekitar 80 persen minyak bunga matahari juga berasal dari kedua negara tersebut. Jadi dampak dari krisis ini akan mendunia.”

Konflik yang berkepanjangan akan berdampak besar sekitar 2.400 kilometer jauhnya di Mesir, pengimpor gandum terbesar dunia. Jutaan orang bergantung pada roti bersubsidi yang terbuat dari gandum Ukraina untuk bertahan hidup, dengan sekitar sepertiga penduduk negara itu hidup dalam kemiskinan. Lonjakan tajam dalam harga gandum global dapat secara serius mempengaruhi kemampuan Mesir untuk menjaga harga roti pada tingkat yang disubsidi saat ini.

Sementara itu, Lebanon berusaha keras menutupi perkiraan kekurangan gandum karena selama ini 60 persen gandumnya dipasok dari Ukraina. Negara ini sedang dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat, India dan Kanada untuk sumber lain.

Seorang pekerja di sebuah toko roti, di el-Sharabia, distrik Shubra, Kairo, Mesir, mengumpulkan roti 'baladi tradisional Mesir', Rabu, 2 Maret 2022. Konflik Rusia-Ukraina berpotensi menciptakan kerawanan pangan dan membuat lebih banyak orang miskin lokal - tempat-tempat seperti Mesir dan Lebanon, di mana makanannya didominasi oleh roti yang disubsidi pemerintah.  (Foto AP/Nariman El-Mofty)

Seorang pekerja di sebuah toko roti, di el-Sharabia, distrik Shubra, Kairo, Mesir, mengumpulkan roti ‘baladi tradisional Mesir’, Rabu, 2 Maret 2022. Konflik Rusia-Ukraina berpotensi menciptakan kerawanan pangan dan membuat lebih banyak orang miskin lokal – tempat-tempat seperti Mesir dan Lebanon, di mana makanannya didominasi oleh roti yang disubsidi pemerintah. (Foto AP/Nariman El-Mofty)

“Negara-negara ini adalah bagian dari wilayah Laut Hitam yang sekarang ditutup dan melarang impor semua pasokan makanan mereka untuk melindungi kepentingan nasional mereka sendiri. Sekarang, dari mana alternatifnya? Sepertinya dari Eropa maksudnya dari Perancis dan Jerman,” jelasnya. Ahmad Hoteit.

Indonesia Impor 26 Persen Gandum Dari Ukraina

Bahkan sebelum pecahnya perang, kemungkinan dampaknya terhadap pasokan biji-bijian terlihat jelas di negara-negara sub-Sahara Afrika yang paling padat penduduknya. Negara-negara Afrika mengimpor produk pertanian senilai $4 miliar dari Rusia pada tahun 2020, di mana sekitar 90 persennya adalah gandum.

Gangguan itu bisa dirasakan hingga ke Indonesia, di mana gandum digunakan untuk membuat mie instan, roti, gorengan, dan berbagai jajanan.

Ukraina adalah pemasok gandum terbesar kedua di Indonesia tahun lalu, dengan 26% dari gandum yang dikonsumsi. Naiknya harga mi pada gilirannya akan merugikan masyarakat berpenghasilan rendah. [ka/ab]