Pengelolaan sampah pariwisata membutuhkan pendekatan yang komprehensif: kementerian

Kita mungkin bisa berhasil menerapkannya (satu pendekatan) di Danau Toba, tapi apakah bisa dilakukan di empat (destinasi) lainnya masih menjadi pertanyaan.

Jakarta (ANTARA) – Pengelolaan sampah di kawasan pariwisata perlu dilakukan pendekatan yang lebih komprehensif, khususnya di lima destinasi superprioritas, kata Direktur Pengelolaan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata.

Dalam diskusi virtual, Selasa, Indra Ni Tua menyampaikan bahwa persoalan sampah di masing-masing daerah tujuan wisata saling berkaitan dengan daerah lain, sehingga perlu dilakukan multi pendekatan.

Misalnya, sampah di wilayah Bali berasal dari sungai Bengawan Solo dan Brantas, katanya. “Saat kita ke hulu, hampir seluruh Jawa harus ditangani untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya.

Berita terkait: Wamenhub Tekankan Pentingnya Penanganan Sampah Bagi Pariwisata

Selain itu, setiap daerah memiliki pendekatan sosial yang berbeda-beda mengenai pendidikan masalah sampah oleh fasilitator yang bekerjasama dengan pemerintah, ujarnya.

“Kita mungkin bisa berhasil menerapkannya (satu pendekatan) di Danau Toba, tapi apakah bisa dilakukan di empat (destinasi) lainnya masih dipertanyakan,” ujarnya.

Dikatakannya, terkadang kantornya harus berpindah lokasi kegiatan karena kesulitan yang khas di lokasi tersebut.

Masalah sampah menjadi tantangan bagi sektor pariwisata Indonesia, ujarnya.

Hal ini tercermin dari laporan Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum tahun 2019, yang menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat 135 dari 140 negara dalam hal kelestarian lingkungan di bidang pariwisata, ujarnya.

Untuk menangani masalah sampah, Kementerian Pariwisata telah meminta pengelola destinasi pariwisata, termasuk yang berada di kawasan superprioritas, untuk membentuk Unit Pengelola Sampah (UPS), tambahnya.

Selain itu, kementerian juga bekerja sama dengan bank sampah, pemulung, dan lembaga lain untuk menyoroti nilai ekonomi dari pemanfaatan sampah kepada masyarakat, kata Tua.

Berita terkait: Mandalika bersiap menyambut turis jelang MotoGP: resmi

Berita terkait: Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui agrowisata Kampoeng Durian