Purwokerto (ANTARA) – Pengamat politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ahmad Sabiq mengingatkan sosialisasi Pemilu 2024 harus digencarkan guna meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat.
“Masih ada sekitar dua tahun lagi untuk melakukan sosialisasi pilkada, masih ada waktu yang cukup untuk mensosialisasikan dan mempersiapkan segala tahapan untuk melakukan terobosan pada saat pelaksanaannya,” ujarnya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Dosen FISIP Unsoed ini menambahkan, sosialisasi pemilu perlu menyasar semua kalangan, termasuk kelompok rentan, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil serta generasi milenial atau pemilih pemula.
“Pemilih pemula juga perlu mendapat perhatian, kelompok milenial saat ini juga banyak memperhatikan perkembangan politik dan kondisi bangsa, hanya saja media yang banyak digunakan adalah media sosial. Jadi penyelenggara pemilu harus masuk ke media sosial. Sapalah anak muda sesuai dengan situasi perkembangan zaman,” ujarnya.
Baca juga: Pengamat Politik: Sosialisasi Kunci Sukses Pilkada dan Pilkada 2024
Baca juga: 1.200 Mahasiswa Ikuti Sosialisasi Pemilu dan Aplikasi Data Pemilih
Sabiq juga mengatakan sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu pada pemilu 2019 sangat baik, meskipun hal ini perlu diperkuat lagi pada pemilu 2024 agar jumlah partisipasi masyarakat juga meningkat.
“Konten-konten yang dulu bagus dipertahankan kemudian ditingkatkan karena kreativitas selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman, jangan sampai ketinggalan karena nanti tidak diperhatikan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya mengintensifkan program pendidikan pemilih bagi masyarakat untuk memberikan pengetahuan yang memadai tentang politik dan pemilu.
“Pendidikan pemilih juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman calon pemilih untuk memenuhi peran kewarganegaraan dalam menyukseskan pesta demokrasi,” ujarnya.
Menurutnya, program sosialisasi dan program pendidikan pemilih memiliki peran yang sangat strategis bagi keberhasilan penyelenggaraan pesta demokrasi.
“Karena pesta demokrasi yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh proses pemilu yang transparan, jujur dan adil, tetapi juga tidak lepas dari keberadaan pemilih yang berkualitas. Yakni, pemilih yang sadar akan pentingnya dirinya dalam pemilu,” tambahnya.
Reporter: Wuryanti Puspitasari
Editor: Chandra Hamdani Noor
HAK CIPTA © ANTARA 2022