Jakarta (ANTARA) – Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio menilai kekuatan rakyat dan media massa dapat mencegah wacana penundaan pemilu 2024 yang bertentangan dengan demokrasi dan konstitusi di Indonesia.
“Yang bisa mencegah penundaan pemilu adalah kekuatan rakyat dan media massa. Saya berharap media massa tetap memiliki cita-cita untuk menjaga Indonesia (demokrasi),” kata Hendri saat menjadi narasumber dalam diskusi virtual Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) bertajuk “Menunda Pemilu, Membajak Demokrasi” dipantau dari Jakarta, Selasa.
Hendri berharap semua media massa di Indonesia sebagai pilar keempat demokrasi tidak setuju dengan wacana penundaan pemilu.
Baca juga: LP3ES: Penundaan Pilkada Berpotensi Turunkan Indeks Demokrasi Indonesia
Selain itu, Pendiri Lembaga Survei Warung Kopi itu menilai isu penundaan Pilkada 2024 bisa diakhiri melalui tanggapan Presiden Joko Widodo yang disampaikan secara tegas kepada publik.
Hendri berharap Presiden Joko Widodo dapat menanggapi wacana penundaan Pilkada 2024 dengan menegaskan penolakannya terhadap isu tersebut.
Menurutnya, selama ini Presiden Joko Widodo selalu menekankan penolakannya terhadap penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan. Dengan demikian, kata Hendri, dalam waktu dekat Presiden Joko Widodo diharapkan dapat memberikan tanggapan serupa kembali.
Baca juga: Gerindra: Penundaan Pilkada 2024 Hanya Wacana
Baca Juga: Achmad Baidowi: Amandemen Penundaan Pilkada Terasa Dipaksa
“Presiden Jokowi telah berulang kali menyatakan tidak setuju dengan wacana tersebut. Semoga sampai hari ini dia masih bersikap seperti itu. Jadi, dalam waktu dekat, mudah-mudahan Pak Jokowi tidak setuju untuk menunda pilkada, apapun alasannya,” katanya.
Dia mengatakan, penundaan pemilu sebenarnya mencerminkan tindakan yang meremehkan kecerdasan atau kecerdasan masyarakat Indonesia dalam memahami sistem pemilu negara.
Selain itu, lanjutnya, wacana penundaan pemilu bisa menjadi bentuk keraguan sekaligus tindakan meremehkan sejumlah pihak terhadap keberadaan calon pemimpin berikutnya yang mampu memimpin Indonesia dengan baik.
Reporter: Tri Meilani Ameliya
Redaktur: Herry Soebanto
HAK CIPTA © ANTARA 2022