Kupang (ANTARA) – Peneliti pertanian dari Universitas Nusa Cendana (Undana) di Provinsi Nusa Tenggara Timur menyerukan pengembangan massal sistem pertanian konservasi untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan menjaga ketahanan lingkungan di tanah air.
“Sistem pertanian konservasi merupakan cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan serius di sektor pertanian akibat pemanasan global yang berdampak pada berkurangnya pasokan air untuk pertanian,” kata Dr Ir Leta Rafael Levis saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Sektor pertanian perlu beradaptasi dengan fenomena pemanasan global agar produktivitas dapat meningkat, terutama di lahan pertanian kering, ujarnya.
Sistem pertanian konservasi, katanya, akan menjadi pilihan ideal untuk menghadapi dampak pemanasan global.
Melalui pertanian konservasi, sumber daya pertanian dapat dikelola dengan mengoptimalkan potensi pertanian yang ada sehingga dapat diperoleh hasil panen, sekaligus memastikan konservasi air dan tanah, menginformasikannya.
Sistem itu menggunakan tiga pendekatan utama, di antaranya tidak mengolah tanah atau menggali lubang, katanya. Kemudian, penutup tanah menggunakan sistem mulsa dan tanaman penutup tanah serta rotasi tanaman, tambahnya.
Dia mengatakan sistem pertanian konservasi telah dikembangkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dalam beberapa tahun terakhir.
Berita terkait: Negara-negara Asia-Pasifik untuk mengatasi kerusakan mata pencaharian yang disebabkan oleh pandemi
Di Nusa Tenggara Timur, sistem tersebut telah diterapkan oleh ratusan petani yang tersebar di Pulau Sumba, Pulau Flores, dan Pulau Timor, katanya.
Levis mengatakan penelitian di provinsi itu menunjukkan bahwa sistem pertanian konservasi meningkatkan kesuburan tanah karena mampu menambah bahan organik tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman, terutama jagung.
Namun, penerapan sistem pertanian seperti itu belum dilakukan secara masif di daerah, tegasnya. Padahal, sistem itu sangat cocok untuk lahan pertanian kering di Indonesia, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur, ujarnya.
Berita terkait: Milenial didorong untuk menerapkan teknologi MSF dalam budidaya udang