Sedikitnya 52 warga di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara, termasuk anak-anak, dirawat di rumah sakit karena diduga keracunan hidrogen sulfida. Gas beracun itu diyakini berasal dari pembangkit listrik terdekat.
Polisi mengatakan 12 dari 52 korban adalah anak-anak, termasuk tiga bayi. Mereka dilaporkan menderita mual dan muntah parah karena gas yang diketahui berbau seperti telur busuk.
“Kecurigaannya adalah bahwa ini adalah kasus [mass] keracunan hidrogen sulfida setelah PT SGMP melakukan uji sumur di well pad,” kata Kapolres Mandailing Natal Reza Akbar hari ini, merujuk pada kegiatan pengeboran panas bumi yang dilakukan oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power.
Pengeboran dilaporkan dilakukan sekitar pukul 15.00 kemarin, di well pad sekitar 300 meter dari Desa Sibanggor Julu. Gas beracun yang keluar dari sumur kemudian dihembuskan ke arah desa.
Sekitar pukul 16.30, puluhan warga desa dilarikan ke rumah sakit terdekat setelah mengalami mual dan muntah massal.
Polisi mengatakan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Investigasi sedang dilakukan untuk menentukan kesalahan PT SGMP. Perusahaan mengatakan peralatannya tidak mendeteksi keberadaan hidrogen sulfida di lokasi proyek kemarin.
Pada 25 Januari 2021, gas beracun dari pembangunan pembangkit panas bumi PT SGMP di lokasi dilaporkan menewaskan lima orang dan puluhan dirawat di rumah sakit. Pabrik tersebut telah diizinkan untuk memulai operasinya.