Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan perlunya generasi muda memahami ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing di era 5.0.
“Selain itu, generasi ini harus mandiri, kreatif, adaptif, kolaboratif, dan inovatif serta memahami ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing di era 5.0,” kata Hartarto dalam seminar nasional seperti dikutip di Jakarta, Selasa.
Jumlah penduduk Indonesia pada kelompok usia muda dan produktif mencapai 191 juta jiwa atau 70 persen dari total penduduk. Populasi ini secara teratur menjelajahi internet rata-rata sekitar delapan jam sehari, sehingga Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar.
“Selama periode 2021-2022, pengguna internet di Indonesia juga meningkat 2,1 juta (orang) dari tahun lalu. Perkembangan tersebut tentunya menjadi modal yang baik bagi kita untuk membangun perekonomian di era digital ini,” ungkapnya.
Menurut Menkeu, dalam 15 tahun ke depan, Indonesia akan membutuhkan setidaknya sembilan juta orang atau 600 ribu talenta digital setiap tahun, yang mampu menjadi technopreneur yang berdaya saing tinggi.
Pemerintah telah mempercepat implementasi beberapa langkah untuk meningkatkan jumlah talenta digital di Indonesia, salah satunya melalui Program Kartu Prakerja yang dibuka kembali untuk angkatan 23 pada 17 Februari.
Pemerintah mendorong masyarakat untuk lebih mudah mengasah keterampilan baru melalui beberapa jenis pelatihan yang tersedia, terutama yang berorientasi digital.
“Program Kartu Prakerja tidak hanya untuk reskilling dan upskilling, tetapi juga untuk mereka yang terdampak pandemi dan ingin berwirausaha. Selain Program Kartu Prakerja, berbagai pelatihan digital juga dilakukan di 34 provinsi yang tergabung dalam Gerakan Nasional Literasi Digital,” ujarnya.
Anak-anak muda juga diharapkan lebih banyak membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat dengan terjun ke dunia wirausaha yang didukung oleh pemerintah melalui Program Kredit Usaha Rakyat.
Pemerintah telah meningkatkan pagu program menjadi Rp373,17 triliun pada tahun 2022 sebagai tanggapan atas kebutuhan pembiayaan yang sangat besar dan juga menyediakan Program Kredit Usaha Rakyat berbasis syariah untuk melayani pelaku usaha yang menyukai jenis pembiayaan tersebut.
Berita terkait: Transformasi digital seragam kunci pertumbuhan ekonomi digital: kementerian
Berita terkait: Milenial didorong untuk menerapkan teknologi MSF dalam budidaya udang
Berita terkait: Manfaatkan momentum kepresidenan G20 untuk mendorong transformasi ekonomi