Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia terus mengimbau warga untuk tidak pilih-pilih vaksin atau ‘belanja vaksin’ agar herd immunity bisa terwujud, kata Wakil Menteri Kesehatan Dante S. Harbuwono.
“Komunikasi publik terus dilakukan agar masyarakat tidak pilih-pilih vaksin. Vaksin terbaik adalah vaksin yang bisa kita dapatkan secepatnya,” katanya dalam konferensi pers virtual, Senin.
Untuk mempercepat herd immunity, pemerintah juga menyesuaikan waktu tunggu untuk mendapatkan dosis booster dari enam bulan setelah dosis kedua menjadi hanya tiga bulan, katanya.
Sejauh ini, 54 persen warga negara Indonesia telah divaksinasi lengkap terhadap COVID-19, kata Harbuwono.
Dalam konferensi pers, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa tingkat pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Surabaya Raya diturunkan menjadi Level 2 karena perbaikan situasi COVID-19 di wilayah tersebut.
Namun, Wamenkes mencatat masih ada lima provinsi yang mengalami tren peningkatan kasus aktif harian, yakni Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Kalimantan Utara.
Berita terkait: Pemerintah Jalin Kerjasama dengan Pelaku Usaha Penyediaan Vaksin Booster
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap COVID-19, pemerintah Indonesia memprakarsai program vaksinasi secara nasional pada 13 Januari 2021. Presiden Joko Widodo menjadi penerima vaksin pertama yang mengikuti program tersebut.
Menurut data Kementerian Kesehatan, hampir 192.134.689 orang Indonesia telah menerima vaksin COVID-19 pertama mereka, 148.347.458 telah divaksinasi lengkap, dan 12.698.131 telah menerima dosis booster per 7 Maret 2022.
Untuk meningkatkan perlindungan terhadap virus, pemerintah memulai vaksinasi booster untuk masyarakat umum pada 12 Januari.
Berita terkait: Sekitar 11,94 juta orang Indonesia menerima vaksin COVID-19 dosis ketiga