Jakarta (ANTARA) – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mendesak pemerintah Indonesia memastikan seluruh WNI di Ukraina dievakuasi guna memberikan perlindungan dan keamanan.
“Pemerintah Indonesia harus memastikan seluruh WNI di Ukraina dapat dievakuasi dalam upaya memberikan perlindungan dan keamanan kepada WNI di Ukraina,” kata Soesatyo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Soesatyo mendesak pemerintah melalui KBRI Bucharest untuk tetap menjalin silaturahmi, memantau, dan melindungi WNI yang belum bisa dievakuasi karena terjangkit COVID-19 atau sebab lain.
Ketua MPR mengingatkan, pemerintah harus memastikan pemenuhan semua kebutuhan, termasuk pangan dan keamanan, warga negara Indonesia di Ukraina.
Berita terkait: Delapan puluh WNI yang dievakuasi dari Ukraina mencapai Tangerang
“Saya juga mengimbau kepada warga negara Indonesia yang telah atau sedang dievakuasi ke Indonesia, untuk tidak terburu-buru kembali ke Ukraina sampai konflik dan perang antara Rusia dan Ukraina benar-benar berakhir,” tegasnya.
Selain itu, Soesatyo meminta pemerintah Indonesia untuk terus melaksanakan politik luar negeri yang mandiri dan aktif serta mendorong proses penyelesaian konflik dengan mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan, karena belum ada tanda-tanda perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Menurut Soesatyo, MPR mendorong diakhirinya perang antara Rusia dan Ukraina dan penyelesaian konflik secara damai melalui diplomasi.
Sebelumnya, sebanyak 80 WNI yang dievakuasi dari Ukraina mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Provinsi Banten, pada Kamis dan diterima oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Berita terkait: Konflik Rusia-Ukraina perang supremasi: politisi
Para pengungsi tiba pada pukul 17:10 Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan menggunakan pesawat berbendera Indonesia Garuda Indonesia.
Dalam konferensi pers, Marsudi menegaskan, selain 80 WNI, tiga WNA juga dievakuasi ke Tanah Air. Ketiga WNA tersebut merupakan anggota keluarga WNI yang dievakuasi.
Ke-80 WNI dan tiga WNA tersebut dijemput dari Bukares, Rumania, setelah meninggalkan Ukraina menyusul serangan militer Rusia ke negara tersebut.
Berita terkait: Hindari buru-buru ubah status pandemi menjadi endemik: Ketua MPR
Berita terkait: BP2MI bantu pekerja yang dievakuasi dari Ukraina untuk pulang