Jakarta (ANTARA) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggarisbawahi perlunya optimalisasi bank sampah melalui penyediaan bahan baku dan menghimbau partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
“Tantangan bagi bank sampah adalah perlunya partisipasi masyarakat dalam mengolah sampah untuk memenuhi bahan baku (persediaan) daur ulang yang masih belum optimal,” kata Kasubdit Circular Economy Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wistinoviani Adnin. kata dalam diskusi virtual, Rabu.
“Kami mendesak pengelola bank sampah untuk melakukan pengelolaan terbaik untuk memenuhi kebutuhan bahan baku daur ulang,” ujarnya.
Pemisahan sampah dari sumbernya adalah kunci untuk mencegah kotoran yang merajalela dalam bahan daur ulang karena pencampuran sampah dapat menimbulkan lebih banyak tantangan dalam proses selanjutnya, jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa bank sampah juga terkendala oleh rantai panjang pemasaran sampah plastik dan kertas, yang menyebabkan nilai jual atau harga rendah.
Padahal limbah tersebut memiliki potensi yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan industri daur ulang dalam negeri, kata Adnin.
Dia mengutip data dari kementerian dari tahun 2021, di mana 19,66 juta ton sampah plastik dan kertas dihasilkan di negara itu per tahun.
Berita terkait: Bank sampah dapat membantu mengurangi emisi rumah kaca: kementerian
Sementara penggunaan sampah plastik dan kertas dalam negeri untuk industri daur ulang masih dibatasi hanya 46 persen, ujarnya.
Industri daur ulang plastik dan kertas di dalam negeri sendiri membutuhkan 7,6 juta ton sampah per tahun, ujarnya. Belum optimalnya pemanfaatan menyebabkan impor bahan baku plastik dan kertas untuk memenuhi permintaan, ujarnya.
Salah satunya adalah distribusi industri daur ulang yang tidak merata, katanya. Sekitar 90 persen pabrik daur ulang terkonsentrasi di Jawa karena tingginya konsumsi di pulau itu, kata Adnin.
Selain itu, banyak bank sampah yang menghentikan operasinya, sehingga menghentikan misinya sebagai entitas yang mendukung perubahan perilaku masyarakat, pengurangan sampah, dan mendorong perekonomian, tambahnya.
Menurut data kementerian, per 7 Februari 2022, ada 11.610 bank sampah di Indonesia, katanya.
“Ada ribuan bank sampah. Namun, ada yang stabil dan masih berjalan, tetapi ada juga yang ditangguhkan,” ujarnya.
Berita terkait: Pengelolaan sampah bisa bantu ciptakan 120.000 lapangan kerja: Menteri Pandjaitan