Seperti kata pepatah lama: jalan menuju hati seorang pria adalah melalui perutnya. Apakah ini berarti kunci hati wanita adalah menyediakan minyak goreng di tengah kelangkaan tingkat nasional? Mungkin itulah yang terjadi pada pria Indonesia ini, yang maharnya untuk mempelai wanita telah menjadi potret yang tepat dari kekurangan minyak goreng di awal tahun 2022 di negara ini.
Supadi (60) dan Sumariati (54) dari Kecamatan Sooko di Ponorogo, Jawa Timur mengikat simpul pada Dua hari (22/2/2022 bagi mereka yang belum mengikuti) dalam upacara tenang di KUA (Urusan Agama) setempat. Kantor). Namun pasangan pengantin baru ini tenar secara online selama 15 menit berkat mahar Supadi untuk Sumariati: 1 liter minyak goreng dalam kantong.
“Filosofi pengantin pria [behind the dowry] sederhana. Katanya minyak goreng sekarang sudah langka dan mahal, jadi lebih berharga untuk keluarga,” kata Ketua KUA Sooko Meki Hasan Tachtarudin usai akad nikah.
Selain minyak goreng, mahar Supadi juga berupa uang tunai Rp 1 juta.
“Kebetulan pasangan ini terdiri dari seorang duda dan seorang janda, yang masing-masing pasangannya telah meninggal dunia,” kata Meki.
Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia, ironisnya di tengah kelangkaan minyak goreng. Harga eceran untuk apa yang sekarang dilihat sebagai emas cair telah naik hampir dua kali lipat dalam beberapa minggu terakhir, dan orang Indonesia bergegas untuk mendapatkan minyak goreng yang disubsidi pemerintah karena menghilang dari pasar tradisional dan supermarket.
Meningkatnya konsumsi domestik dan meroketnya harga minyak sawit kemungkinan merupakan penyebab utama krisis, tetapi polisi Indonesia juga menindak penimbun minyak goreng yang diduga bertujuan untuk memanipulasi pasar dan menjual produk di kemudian hari dengan biaya lebih tinggi.