Misi bersama antara Rusia dan Eropa untuk mengunjungi Mars diprediksi akan tertunda akibat berbagai sanksi embargo yang dijatuhkan kepada Rusia akibat invasinya ke Ukraina.
Misi yang disebut ExoMars ini bertujuan untuk mengirim robot ke Mars dan menjelajahi permukaan Planet Merah. ExoMars adalah misi bersama Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Roscosmos, badan antariksa Eropa dan Rusia, yang telah bekerja sama selama dekade terakhir.
Sebagai bagian dari inisiatif itu, ESA dan Roscosmos telah memulai fase pertama misi pada 2016. Yaitu mengirim pesawat ruang angkasa ke orbit Mars untuk memeriksa atmosfernya, serta menguji pendarat untuk mengetahui kemampuan apa yang dibutuhkan untuk mendarat. Mars.
Misi fase pertama berhasil memeriksa atmosfer Mars di orbit, namun pendaratnya jatuh karena masalah perangkat lunak, kami kutip dari The Verge, Jumat (4/3/2022).
Namun, ESA dan Roscosmos melanjutkan misi ke fase dua, yaitu mengerjakan penjelajah Mars bernama Rosalind Franklin. Bajak itu awalnya dijadwalkan untuk menyelesaikan pengembangan pada musim panas 2022, tetapi sekarang ESA meragukan rencana itu.
“Mengenai kelanjutan program ExoMars, sanksi dan konteks yang lebih luas untuk peluncuran pada 2022 hampir tidak mungkin. Dirjen ESA akan menganalisis opsi yang tersedia dan menyiapkan keputusan formal yang akan diajukan ke Negara Anggota ESA,” tulis ESA. dalam sebuah pernyataan di situs resminya.
Baik ESA dan Roscosmos memiliki peran penting dalam misi rover. Penjelajah Rosalind Franklin, dibangun dan diuji oleh ESA, dirancang untuk mengebor permukaan Mars dan mencari tanda-tanda kehidupan.
Sementara Rusia sedang mengembangkan cara untuk mendaratkan rover di permukaan Mars, yakni Kazachok lander. Misi tersebut juga akan terbang menggunakan roket Proton Rusia.
Sama seperti Amerika Serikat, Uni Eropa memang telah mengumumkan sejumlah sanksi terhadap Rusia akibat invasinya ke Ukraina. Sanksi tersebut mencakup kebijakan keuangan, energi, transportasi, teknologi, dan visa.