Milenial didorong untuk menerapkan teknologi MSF dalam budidaya udang

Jakarta (ANTARA) – Dengan memperkenalkan teknologi Millennial Shrimp Farming (MSF) di Situbondo, Jawa Timur, Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong generasi milenial untuk berkiprah dalam budidaya udang.

Dirjen Budidaya Perairan Tb Haeru Rahayu mengapresiasi komitmen generasi muda tambak milenial Situbondo menerapkan teknologi MSF pada budidaya udang, demikian keterangannya di Jakarta, Selasa.

Rahayu mencontohkan sistem perekaman data digital sebagai keunggulan utama dari teknologi tersebut yang memungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan data teknis yang terukur.

Teknologi digital juga memungkinkan beberapa jenis pemeriksaan. Indikator yang dapat diperiksa antara lain pemeriksaan kualitas air, biomassa, pakan harian, dan pertumbuhan harian.

Berita terkait: G20: Kementerian Kelautan Prioritaskan Kesehatan Laut, Perikanan Berkelanjutan

Dengan teknologi tersebut, petani tidak perlu lagi melakukan pengecekan secara manual, ujarnya. Digitalisasi ini juga didukung oleh aplikasi budidaya berbasis data atau smart farming.

Rahayu menilai inovasi tersebut cocok untuk generasi muda saat ini yang ingin mencoba budidaya udang, karena menggunakan teknologi digital untuk membantu tugas, dan generasi mampu beradaptasi dengan teknologi tersebut.

Ia juga menyoroti keunggulan lain dari teknologi tersebut, yaitu fleksibilitasnya untuk dibongkar dan dipasang. Apalagi bisa mendongkrak produktivitas yang bisa mencapai 28-30 ton per hektar, dengan masa pemeliharaan 90 hari dan bisa mencapai ukuran 50 ton. Peningkatan produktivitas akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

Berita terkait: KKP siap menjaga cakupan produk perikanan Indonesia secara global

Ia juga mengapresiasi BPBAP Situbondo, pusat penelitian budidaya laut milik pemerintah, yang menginisiasi inovasi yang dapat dimanfaatkan dan diterapkan oleh generasi muda. Produksi udang nasional diperkirakan akan meningkat.

Upaya itu juga sejalan dengan target negara produksi udang nasional yang ditargetkan berproduksi sekitar dua juta ton pada 2024.

Ia percaya jika semua orang bekerja sama, maka target bisa tercapai.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan peningkatan produktivitas perikanan budidaya harus memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan sesuai dengan konsep ekonomi biru.

Berita terkait: Indonesia berusaha menjadi salah satu dari lima besar eksportir produk perikanan

Berita terkait: Kementerian Percepat Pengembangan Pelabuhan Belawan Menjadi Pelabuhan Eco-fishing