Setiap kali organisasi asing lainnya meneliti dan berhenti bekerja dengan Rusia, CEO SpaceX Elon Musk membuat langkah yang tidak menyenangkan dengan menolak untuk menghalangi masuk ke negara Beruang Merah.
Mata dunia saat ini tertuju pada Rusia yang telah menyerang Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Organisasi teknologi, misalnya, Google dan Microsoft telah menahan diri dengan menghalangi sumber berita Rusia, seperti RT.
Untuk situasi ini, Elon Musk tampaknya tidak suka lepas kendali. Meskipun dari satu perspektif ada beberapa administrasi yang dijalankan negara meminta SpaceX untuk berhenti berkomunikasi dengan penyedia internet yang terhubung dengan Rusia.
“Starlink telah diberitahu oleh beberapa administrasi yang dikelola negara (bukan Ukraina) untuk menghalangi sumber berita Rusia. Kami tidak akan melakukannya selain di bawah todongan senjata,” kata Musk seperti dikutip Space, Minggu (6/3/2022).
Meski demikian, bukan berarti Elon Musk menyetujui konflik. Ia bahkan mentweet di akun Twitternya “hold solid ukraine” pada Jumat (3/3).
Sebelumnya, Starlink juga terus memberikan akses web di Ukraina, yang berada dalam situasi sulit karena serangan Rusia.
Musk mengatakan SpaceX akan terus mengirim lebih banyak terminal – gadget untuk mencapai Starlink – ke Ukraina.
“Administrasi Starlink saat ini dinamis di Ukraina. Lebih banyak terminal akan datang,” kata Musk.
Hingga saat ini, penyedia internet di Ukraina sangat terpengaruh oleh serangan Rusia, terutama di bagian selatan dan timur Ukraina, wilayah yang paling banyak terkena tugas militer Rusia.
Bisa dibilang, meski terbilang mahal, inovasi web satelit seperti yang dijual Starlink merupakan jawaban yang sangat tepat untuk mengatasi masalah surat menyurat di Ukraina saat ini. Karena inovasi ini bisa sampai ke daerah yang jauh tanpa perlu menarik link fiber optic.
Pada 15 Januari, SpaceX mengaku memiliki 1.469 satelit Starlink dinamis dan 272 satelit berbeda yang menahan diri untuk memasuki lingkaran.