Meskipun pada awalnya saya tidak memiliki rencana untuk membuat tempat rekreasi.
Kampoeng Durian, destinasi agrowisata yang terletak di Desa Datar Lebar, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, telah meningkatkan perekonomian masyarakat dan mendorong pembangunan desa setempat.
Durian adalah buah bulat besar, dengan bau yang kuat dan kulit tebal yang ditumbuhi duri. Buah ini asli Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Durian yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah Durio zibethinus spesies asli Sumatera dan Kalimantan.
Selain durian, warga Desa Datar Lebar menjual hasil pertanian lainnya di sepanjang jalan menuju objek wisata tersebut.
Oleh karena itu, berdirinya Kampoeng Durian telah mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar yang sebelumnya menjual hasil panennya ke pedagang besar dengan harga lebih murah.
Dengan adanya kawasan agrowisata, mereka dapat menjual produknya dengan harga yang lebih tinggi. Misalnya, biasanya mereka menjual durian ukuran kecil, sedang, dan besar masing-masing seharga Rp5 ribu, Rp10 ribu, dan Rp15 ribu.
Di tempat wisata ini, buah berukuran kecil dijual sekitar Rp10 ribu hingga Rp15 ribu, sedangkan yang berukuran sedang Rp20 ribu hingga Rp30 ribu, dan yang berukuran besar Rp35 ribu hingga Rp50 ribu.
Meski beberapa titik Kampoeng Durian masih dalam tahap pembangunan, jumlah orang yang datang untuk menghabiskan akhir pekan di lokasi tersebut terus meningkat.
Penggagas pengembangan kawasan wisata, Mardian Farizal, sebenarnya adalah pemilik lahan pertanian seluas 14 hektar di desa tersebut.
Farizal mengaku terinspirasi oleh pemandangan pegunungan dan sungai yang mengelilingi perkebunan duriannya untuk mendirikan Kampoeng Durian.
“Padahal awalnya saya tidak ada rencana untuk membuat tempat rekreasi,” tegasnya.
Berita terkait: Indonesia optimis kunjungan warga Singapura ke Lagoi akan meningkat
Pengembangan objek wisata tersebut dimulai pada pertengahan tahun 2020 di atas lahan seluas dua hektar.
Seorang pengunjung dari Kota Bengkulu, Gustari Johandari, menyatakan bahwa Kampoeng Durian merupakan destinasi liburan yang nyaman karena pemandangannya yang asri.
“Selain itu, di kawasan itu juga ada kolam renang umum,” ujarnya.
Selanjutnya, pengunjung bisa menunggu durian matang jatuh atau langsung memetik buah dari pohonnya, meski kegiatan tersebut hanya bisa dilakukan pada musim panen Desember hingga Februari.
Pengunjung harus menempuh perjalanan dari Kota Bengkulu sejauh kurang lebih 30 kilometer (km) menuju Desa Bajak I, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, untuk sampai ke Kampoeng Durian.
Dari desa tersebut, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan menuju Desa Datar Lebar selama kurang lebih 20-25 menit.
Berita terkait: Maluku Bekas Kantor Gubernur VOC Jadi Istana Kepresidenan
Jalan menuju Desa Datar Lebar sebagian sudah diaspal. Sementara itu, beberapa bagian jalan hanya tertutup kerikil. Namun, rute tersebut cukup memadai untuk digunakan.
Setibanya di pintu masuk Kampoeng Durian, pengunjung yang ingin menikmati pemandian umum harus menuruni bukit karena lokasinya berada di sebuah lembah.
Selain durian yang menjadi ikon kawasan wisata itu, Farizal berencana menanam beberapa buah lain, seperti alpukat, jeruk, dan kelapa.
Oleh karena itu, para pengunjung tidak hanya dapat menikmati pemandangan tetapi juga dapat menikmati berbagai macam buah-buahan segar.
Berita terkait: Yogyakarta bersiap untuk lonjakan wisatawan di akhir pekan yang panjang
Kolam renang tepi sungai
Selain pepohonan yang rindang dan buah durian yang berkualitas, Kampoeng Durian menyediakan kolam renang umum tepi sungai dengan pemandangan alam yang sangat indah.
Ada tiga tingkatan kolam. Dengan demikian, pengunjung dapat berenang dengan bebas sambil menikmati pemandangan persawahan dan perbukitan hijau di sekitarnya.
Selain itu, sungainya tenang dan dangkal, sehingga pengunjung juga bisa mengajak anak-anaknya untuk mandi dan bermain di sungai.
Pondok istirahat
Farizal mencatat, di kawasan agrowisata ini juga terdapat beberapa gubuk peristirahatan yang bisa digunakan secara gratis kecuali yang terletak di dekat kolam renang. Pengunjung harus membayar Rp10 ribu per jam untuk menempati gubuk tersebut.
Tarif yang dikenakan hanya untuk menempati gubuk-gubuk di sekitar kolam agar fasilitas tidak terlalu ramai.
Saat ini Kampoeng Durian memiliki 22 gubuk, 10 di antaranya terletak di dekat kolam, sedangkan sisanya dibangun di seberang sungai — tepat di pinggir persawahan.
Memberdayakan penduduk setempat
Farizal menuturkan, saat ini pihaknya mempekerjakan 15 orang pekerja yang berasal dari beberapa desa di Kecamatan Taba Penanjung untuk mengelola lokasi wisata tersebut.
Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta untuk menjamin keselamatan pengunjung saat menjelajahi lokasi karena para pekerja sudah terbiasa dengan lokasi tersebut, katanya.
Selain mempekerjakan warga sekitar, pihaknya juga membantu pembangunan infrastruktur umum Desa Datar Lebar, seperti jalan.
Berita terkait: Organisasi Pariwisata Busan merilis video promosi tur Busan ‘Eyheymahamo’ yang menunjukkan suasana Busan
Selanjutnya, Farizal berencana membantu membangun infrastruktur desa lainnya untuk meningkatkan popularitas Desa Datar Lebar di kalangan masyarakat luas.
Kepala Desa, Budi, mengatakan seiring dengan perkembangan Kampoeng Durian, jalan di desanya juga diperbaiki secara bertahap.
Sebelum Kampoeng Durian didirikan, ia mencatat bahwa kualitas jalan cukup buruk, karena hanya jalan tanah liat tanpa perkerasan.
Namun, saat ini kondisi jalan sudah membaik, dengan tambahan lapisan batu dan pasir, meski belum diaspal dengan baik oleh aspal.
“Walaupun jalan yang diperbaiki bukan yang utama, tapi tetap sangat membantu kami,” tambah kepala desa.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan nilai ekspor sektor pertanian terus tumbuh.
Pada tahun 2021, nilai ekspor produk pertanian mencapai Rp625,04 triliun, meningkat 38,68 persen dibandingkan nilai ekspor pada tahun 2020.
Berita terkait: Kementerian mempertimbangkan untuk mengaktifkan kembali skema visa on arrival di Bali
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Badan Pusat Statistik (BPS) Atqo Mardiyanto mengatakan sektor tersebut telah memberikan kontribusi 13,28 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2021.
Mardiyanto menegaskan, pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2021 ditopang oleh peningkatan hasil produk hortikultura, seperti pisang, yang meningkat sebesar 6 persen; nanas, pertumbuhan 19,50 persen; dan durian, naik 21,25 persen.
Menurut data BPS, Indonesia telah memproduksi durian sebanyak 1.133.195 ton pada tahun 2020. Provinsi Jawa Timur merupakan wilayah paling produktif dengan menyumbang 24,33 persen dari total produksi.
Berita terkait: Wamenhub Tekankan Pentingnya Penanganan Sampah Bagi Pariwisata
Berita terkait: Militer, perwira polisi harus memiliki kemampuan digital: Presiden