Masa kanak-kanak merupakan masa emas bagi perkembangan otak dan jiwa manusia. Maka tidak heran jika orang tua selalu berhati-hati dalam mendidik anaknya, protektif, dan selalu berusaha sebaik mungkin dalam mendidik anak dengan nilai-nilai yang ingin diturunkan.
Pada umumnya orang tua memilih menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan khusus dan mengontrol gizi makanan anak guna mengoptimalkan kecerdasan anak. Namun ternyata ada faktor ketiga yang bisa meningkatkan kecerdasan dan kemampuan emosional anak lho, yaitu dengan membiarkan mereka memiliki hewan peliharaan seperti kucing, anjing, kelinci, kura-kura, dan lain-lain.
Penasaran bagaimana memelihara hewan bisa mendidik anak? Simak penjelasannya berikut ini, yuk!
Menumbuhkan Simpati dan Kecerdasan Emosional Anak
Jika diperhatikan, hampir semua anak yang memiliki hewan peliharaan selalu memperlakukan hewan tersebut layaknya teman atau saudara. Anak memiliki naluri untuk memperhatikan gerak-gerik hewan peliharaannya dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Ini sebenarnya adalah bentuk ikatan imajiner yang dibuat anak-anak untuk menunjukkan kasih sayang kepada hewan peliharaan mereka.
Dilansir dari laman Punch, dr Rotimi Adesanya selaku dokter anak mengatakan bahwa sikap seorang anak untuk merawat hewan peliharaannya akan membuatnya terbiasa untuk bersimpati dan lebih peka terhadap lingkungan dan orang lain. Kepekaan yang dipupuk sejak dini akan memudahkan anak beradaptasi dan mengontrol egonya. Anak akan terbiasa dengan rasa tanggung jawab, keinginan untuk berbagi, dan memiliki manajemen emosi yang lebih baik.
Anak Menjadi Lebih Aktif dan Inisiatif
Ketika seorang anak memiliki hewan peliharaan, rasa ingin tahu yang muncul di benaknya akan mendorong perilaku inisiatif. Anak-anak akan melakukan banyak aktivitas dengan hewan favoritnya seperti berbicara dengan mereka, bermain, menawarkan makanan tertentu, dan ketika hewan merespons, pengetahuan baru akan muncul untuk mereka.
Menurut Dr Adesanya, anak-anak selalu dalam mode ingin tahu dan waspada terhadap perubahan di sekitarnya. Ketika anak bereksperimen, misalnya memberikan makanan yang berbeda, memintanya turun dari kursi, memberinya mainan dan sebagainya, anak akan mengingat respon hewan peliharaannya dan merenungkannya. Semakin sering anak menemukan pengetahuan baru, anak akan semakin tertarik untuk mencoba hal-hal baru. Mental petualang ini berguna untuk membiasakan anak berpikir kritis dan berinisiatif.
Melatih Anak Berani dan Membiasakan Berinteraksi
Masa kanak-kanak adalah masa yang menentukan di mana anak-anak diajarkan untuk berani atau penakut, dan keduanya bergantung pada gaya mendidik masing-masing orang tua. Ketika anak-anak diperkenalkan untuk merawat hewan peliharaan, mereka terbiasa mengambil risiko dan sekaligus terbiasa berhati-hati. Anak akan mengetahui sendiri bagaimana cara mendekati dan menjinakkan hewan, apa yang memicu bahaya dan apa yang tidak, dimana hal ini melatih kemampuan analitis anak untuk mengamati, mengambil tindakan, dan mengevaluasi keputusan mereka.
Profesor Lance Workman, psikolog dari University of South Wales mengatakan bahwa hewan peliharaan adalah sumber kenyamanan sekaligus perantara untuk mempelajari interaksi sosial. Workman mengklaim bahwa anak-anak yang memelihara hewan peliharaan cenderung lebih mudah beradaptasi dan memulai interaksi dengan orang lain. Hal ini dikarenakan anak-anak sudah sering berlatih berkomunikasi dengan hewan peliharaannya.
Selain manfaat beternak hewan untuk kecerdasan baik secara intelektual maupun emosional, beternak hewan juga merupakan pereda stres bagi anak-anak dan dipercaya mampu menjaga kestabilan temperamen. Dapat disimpulkan bahwa memelihara hewan sangat bermanfaat bagi perkembangan fisik, mental, psikologis dan kognitif anak.