Masyarakat harus berusaha agar level playing field antara perempuan dan laki-laki tidak terlalu jauh berbeda sehingga perempuan juga dapat melanjutkan karirnya
Jakarta (ANTARA) – Masyarakat harus mengurangi rintangan karir perempuan dengan tidak mewajibkan mereka meninggalkan pekerjaan untuk menjadi ibu, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada webinar Forum Pemimpin Perempuan 2022, Selasa.
“Pemimpin perempuan seperti saya adalah pengecualian, bukan norma. Ini yang mungkin harus kita ubah bersama,” ujarnya.
Perubahan ini dapat dicapai dengan menciptakan ruang kerja yang memungkinkan perempuan menjalankan tugas profesionalnya sekaligus mengasuh anak, kata menteri.
Menurut Indrawati, wanita karir dapat memberikan kontribusi positif bagi organisasi dengan membuat keputusan yang lebih beragam, yang dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang lebih baik.
Dikatakannya, pihaknya berupaya agar kementeriannya memiliki jumlah pejabat perempuan dan laki-laki yang sama di eselon satu.
Saat ini, jumlah pria dan wanita yang baru lulus di kementerian adalah sama; namun, jumlah karyawan wanita cenderung menurun di tingkat yang lebih tinggi, katanya.
“Dalam bidang akademik, perempuan tidak mengalami kendala. Bahkan dalam prestasi akademik, mereka lebih baik dari laki-laki,” kata Menkeu.
“Begitu mereka memasuki masa di mana mereka harus memilih antara karir dan keluarga, disitulah letak ketimpangan antara perempuan dan laki-laki,” katanya.
Sedangkan laki-laki tidak harus menghadapi kewajiban yang sama untuk memilih dengan perempuan karena mereka dianggap sebagai orang yang seharusnya menafkahi keluarganya, katanya.
“Masyarakat harus berusaha agar level playing field antara perempuan dan laki-laki tidak terlalu jauh berbeda sehingga perempuan juga bisa melanjutkan kariernya,” tegasnya.
Menkeu juga menyoroti sejumlah isu dan tantangan bagi pemimpin dan perempuan secara umum, seperti fakta bahwa perempuan diremehkan karena gendernya.
Berita terkait: Nilai Inklusivitas Indonesia Masih Rendah: Kementerian Perencanaan Pembangunan
Berita terkait: Perlu partisipasi perempuan yang lebih besar dalam sains, inovasi: BRIN
Berita terkait: Perlu peran pemerintah dalam penanganan diskriminasi gender: menteri