Jakarta (ANTARA) – Momentum kepresidenan G20 dimanfaatkan untuk mendorong transformasi ekonomi dalam mewujudkan visi Indonesia Maju, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Kepresidenan G20 Indonesia saat ini berada dalam periode yang sangat krusial bagi proses pemulihan ekonomi global. Momentum ini perlu dimanfaatkan untuk mencapai tujuan nasional, terutama prioritas kita dalam transformasi ekonomi menuju terwujudnya (Visi) Indonesia Maju,” kata Menteri Hartarto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Dengan semangat “Pemulihan Bersama”, Hartarto menegaskan bahwa Kepresidenan G20 Indonesia memiliki peran dalam mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih siap menghadapi krisis dan tantangan di masa depan.
Melalui tiga agenda utama Kepresidenan G20, Indonesia akan mengarahkan kerja sama untuk memberikan hasil nyata, dengan yang pertama adalah penataan arsitektur kesehatan global, antara lain melalui penyelarasan standar protokol kesehatan global dan pembentukan Joint Finance and Health Task Force.
Agenda kedua berkaitan dengan transformasi ekonomi berbasis digital melalui upaya-upaya termasuk pengembangan literasi dan keterampilan digital yang lebih inklusif dan produktif. Agenda ketiga adalah mencapai kesepakatan global untuk mempercepat transisi energi yang adil dan terjangkau.
“Indonesia melalui kepemimpinannya dalam Kepresidenan G20 berupaya menghasilkan tindakan nyata yang dapat dicontoh di berbagai tempat dan bermanfaat bagi dunia, seperti membangun ekosistem dunia yang ramah disabilitas, berpihak pada inovasi, dan membuat kebijakan yang bisa diterapkan,” tegasnya.
Kepresidenan G20 Indonesia juga menawarkan momentum yang harus dimanfaatkan bersama untuk mendorong pemulihan ekonomi di daerah-daerah yang menjadi penopang perekonomian nasional.
Rangkaian kegiatan di bawah Kepresidenan G20 Indonesia yang menjangkau lebih dari 400 acara di beberapa kota akan mendorong kebangkitan ekonomi daerah.
Manfaat ekonomi bagi Indonesia diperkirakan akan meningkatkan PDB Nasional sebesar Rp7,4 triliun, melibatkan UMKM, dan menyerap hingga 33 ribu tenaga kerja.
Kepresidenan G20 Indonesia akan terus terbuka dan mendukung kerja sama dengan berbagai pihak, baik antar pemangku kepentingan dalam negeri, maupun kerja sama dengan negara-negara G20 dan organisasi internasional untuk melaksanakan upaya transformasi ekonomi yang adaptif, responsif, dan inklusif.
Lead co-chair Think 20 (T20) Indonesia, Djisman Simandjuntak, sebelumnya menyatakan bahwa pemulihan rantai pasok sangat penting untuk pemulihan ekonomi beberapa negara, termasuk Indonesia, di tengah pandemi COVID-19.
“Inflasi yang dialami beberapa negara saat ini merupakan akibat dari terganggunya rantai pasok,” ujarnya.
Namun, memulihkan rantai pasok akan cukup sulit di tengah pembatasan aktivitas masyarakat yang diberlakukan untuk menekan penularan COVID-19, ujarnya.
Berita terkait: Kementerian menyelesaikan draft RUU Perlindungan Data Pribadi pada 2022
Selain itu, tingginya inflasi di beberapa kawasan –seperti Amerika Serikat, China, dan Eropa– patut diwaspadai, meski berbagai indikator ekonomi di negara-negara tersebut mulai membaik, tambahnya.
“Dengan demikian, kita menghadapi pilihan yang rumit tentang bagaimana memobilisasi paket stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi,” katanya.
Berita terkait: Indonesia dorong anggota G20 untuk menyepakati prinsip tata kelola data