Ibu kota Ukraina, Kyiv, masih bertahan pada Senin (1/3) saat Ukraina memasuki hari kelima pertempuran sengit melawan invasi Rusia. Tekanan internasional meningkat dan menuntut Presiden Rusia Vladimir Putin menarik pasukannya. Sementara itu, presiden komisi Eropa menekankan bahwa respons terhadap Rusia harus kuat dan terpadu.
Rusia semalam meningkatkan pemboman terhadap Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya, hanya beberapa jam setelah pembicaraan antara Ukraina dan Rusia berakhir di Belarus. Tampaknya tidak ada kemajuan yang dicapai tetapi kedua belah pihak akan terus berbicara.
Ukraina sejauh ini berhasil menahan militer Rusia yang jauh lebih kuat. Kremlin telah mengerahkan 75% pasukannya yang ditempatkan di perbatasan dalam beberapa bulan terakhir.
Tapi sementara Putin sejauh ini gagal untuk mengambil kendali atas kota-kota besar Ukraina, Pentagon memperingatkan Senin bahwa itu bisa berubah.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, “Kita harus mengakui kehebatan rakyat Ukraina, yang telah berjuang keras untuk membela negara mereka dan memengaruhi kemampuan Putin. Tapi Rusia akan belajar dari pengalaman ini.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta AS dan sekutunya untuk mempertimbangkan zona larangan terbang di atas Ukraina.
Menurut mantan Perdana Menteri Ukraina, Oleksiy Honcharuk, langkah seperti itu perlu dilakukan. “Yang benar-benar kita butuhkan sekarang adalah perlindungan dari serangan udara dan itu berarti menembak jatuh rudal yang ditembakkan dari Rusia, tidak mengizinkan pesawat tempur Rusia memasuki wilayah udara Ukraina. Cegah kita tertimpa dari udara,” katanya.
Pentagon mengatakan tidak ada rencana untuk memberlakukan zona larangan terbang, tetapi AS dan sekutunya mengambil langkah pada akhir minggu untuk memotong akses Rusia ke layanan keuangan global.
Sementara itu Selasa (1/3), sebelum sidang khusus parlemen Uni Eropa, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan paket senilai $560 juta yang akan digunakan untuk menanggapi krisis Ukraina dan bantuan bagi ribuan pengungsi yang melarikan diri dari invasi. . Rusia itu.
“Bagaimana kita sekarang menanggapi tindakan Rusia akan menentukan masa depan sistem internasional. Nasib Ukraina dipertaruhkan, tetapi nasib kita juga… Dan jika Putin mencoba memecah Uni Eropa, melemahkan NATO, dan menghancurkan komunitas internasional, dia akan mencapai yang sebaliknya. Kami jauh lebih bersatu dan kami akan melawan perang ini, itu jelas. Kami akan mengatasi ini dan kami akan bertahan. Kami bersatu,” katanya.
Buntut dari perang ini sekarang melanda Eropa, dan PBB mengumumkan bahwa lebih dari 520.000 orang Ukraina telah melarikan diri dalam lima hari sejak invasi Rusia dimulai. [jm/lt]