Presiden Israel Isaac Herzog melakukan perjalanan ke Turki, Rabu (9/3). Dia adalah pemimpin Israel pertama yang berkunjung ke sana dalam 14 tahun. Banyak yang menilai bahwa kunjungannya menandai pembukaan babak baru dalam hubungan yang bermasalah antara kedua negara.
Herzog dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara sebelum melakukan perjalanan ke Istanbul untuk pertemuan dengan komunitas Yahudi Turki di sana.
Turki dan Israel pernah menjadi sekutu dekat, tetapi hubungan telah retak sejak Turki di bawah Erdogan, yang merupakan pengkritik keras kebijakan Israel terhadap Palestina.
Israel, pada bagiannya, telah dibuat marah oleh Erdogan yang merangkul Hamas, kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza. Israel menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.
Kedua negara memanggil duta besar masing-masing pada tahun 2010 setelah pasukan Israel menyerbu armada Turki menuju Gaza dan membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Kedatangan armada itu melanggar blokade Israel. Akibat insiden itu, sembilan aktivis Turki dilaporkan tewas.
Hubungan antara kedua negara rusak lagi pada tahun 2018 ketika Turki, yang marah dengan AS yang memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, kembali menarik duta besarnya dari Israel. Sikap Turki tersebut mendorong Israel untuk juga menarik utusannya. Kedua negara sejauh ini belum menunjuk kembali duta besarnya masing-masing.
Langkah-langkah menuju pemulihan hubungan dengan Israel datang ketika Turki, yang dilanda masalah ekonomi, berusaha untuk mengakhiri isolasi internasionalnya dengan menormalkan hubungan dengan beberapa negara di kawasan itu, termasuk Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Dalam langkah pertama menuju rekonsiliasi, Erdogan menelepon Herzog setelah kepala negara Israel menjabat tahun lalu dan keduanya telah mengadakan beberapa percakapan telepon sejak itu. Erdogan juga telah berbicara dengan Perdana Menteri Naftali Bennett menyusul pembebasan pasangan Israel yang ditangkap di Istanbul karena dicurigai menjadi mata-mata.
Pekan lalu, Herzog mengunjungi Siprus di mana dia mengeluarkan pernyataan bahwa pemanasan hubungan Israel dengan Turki tidak akan mengorbankan hubungan Israel dengan Nicosia. Saat berkunjung ke Yunani bulan lalu, Herzog juga membuat pernyataan serupa. Dia bersikeras bahwa Israel akan terus memperluas kerjasamanya dengan Yunani dan Siprus. Baik Yunani dan Siprus diketahui memiliki hubungan yang tegang dengan Turki.
Hubungan Israel dengan Yunani dan Siprus berkembang setelah penemuan simpanan gas alam yang cukup besar di perairan timur Laut Mediterania, ketika negara-negara tersebut mencari cara untuk membangun kerja sama berbasis energi.
Turki pada bagiannya mengatakan bahwa tidak akan ada perubahan pada sikap Ankara terhadap Palestina meskipun ada upaya normalisasi dengan Israel. [ab/ka]