Kota Tangerang akan memulai PTM terbatas mulai 7 Maret

Tangerang (ANTARA) – Dinas Pendidikan Kota Tangerang Provinsi Banten mengumumkan pembelajaran tatap muka di tingkat SD dan SMP dimulai 7 Maret 2022 dengan batas kehadiran 50 persen.

Keputusan untuk membuka kembali PTM berdasarkan rekomendasi dari Walikota Tangerang, Dinas Kesehatan Tangerang, dan instansi lain, kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Jamaluddin.

“PTM ini masih akan terbatas pada jenjang SD dan SMP, yaitu hanya 50 persen. Hanya siswa kelas enam dan sembilan yang diperbolehkan mengikuti PTM terbatas, baik untuk sekolah negeri maupun swasta,” ungkapnya. Jumat.

Mengenai kesiapan, dia mengatakan dinas pendidikan telah memeriksa semua sekolah untuk memastikan penerapan protokol kesehatan.

“Sejak tiga hari lalu, pihak terkait sudah memeriksa sekolah-sekolah untuk mengecek kebersihan dan fasilitas penunjang lainnya,” papar Jamaluddin.

Ia mengatakan, aturan untuk melakukan PTM selama pandemi akan sama seperti sebelumnya. Dengan demikian, siswa tidak boleh ke kantin dan harus membawa bekal makan siang, serta harus divaksinasi dan mengikuti protokol kesehatan, jelasnya.

“PTM akan dilakukan secara bertahap, dan hasil PTM terbatas akan dijadikan bahan evaluasi untuk melaksanakan PTM 100 persen,” ujarnya.

Berita terkait: Jakarta awasi pelaksanaan sekolah offline terbatas

Sedangkan untuk cakupan vaksinasi, sejauh ini 162.390 atau 87,3 persen anak usia 6-11 tahun sudah mendapat dosis pertama dan 121.645 atau 65,4 persen anak sudah mendapat dosis kedua, katanya.

Jamaluddin juga mengingatkan semua orang tua untuk mengikuti aturan PTM terbatas, termasuk mendaftarkan anaknya untuk vaksinasi COVID-19.

“Selain itu, guru dan kepala sekolah wajib memastikan keamanan sekolah selama PTM terbatas ini. PTM terbatas ini membutuhkan kerjasama dari semua pihak untuk pendidikan yang lebih baik di kota Tangerang,” tambahnya.

BACA JUGA:  Hong Kong pertimbangkan 'lockdown' di tengah lonjakan kasus COVID-19

Berita terkait: Pembelajaran langsung di limbo lagi saat virus menyebar di sekolah