Ketua DPD meminta pemerintah menghadirkan kebijakan untuk menghadapi dampak perang

Yang pasti dampaknya bagi perekonomian Indonesia.

Surabaya (ANTARA) – Ketua Dewan Perwakilan Daerah Indonesia (DPD) AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mendesak Pemerintah segera mengeluarkan kebijakan untuk mengantisipasi dampak perang Rusia-Ukraina, khususnya di bidang ekonomi dan energi.

“Yang pasti dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Pemulihan ekonomi akibat pandemi semakin sulit dicapai, karena ekonomi global juga terganggu. Kondisi ini harus diwaspadai,” kata La Nyalla di sela-sela reses di Jawa Timur, Kamis.

Menurutnya, konflik kedua negara pasti akan mempengaruhi kegiatan ekspor-impor dari Indonesia, karena Rusia dan Ukraina memiliki hubungan perdagangan yang baik.

“Perang tersebut tentu mengganggu aktivitas perdagangan kedua negara. Ujung-ujungnya situasi ini membuat konsumsi dan investasi di Indonesia mandek,” ujarnya lagi.

Selain perdagangan, dampak perang antara Rusia dan Ukraina bagi Indonesia adalah di sektor energi. Belakangan ini harga minyak mentah dunia mulai melonjak yang memicu kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau “Indonesian Crude Price” (ICP).

“Fakta ini harus diwaspadai oleh Pemerintah dengan sangat hati-hati dan cermat. Kenaikan harga minyak mau tidak mau akan merembet ke harga-harga sumber energi lain seperti listrik dan elpiji. Selanjutnya harus ada mata rantai dengan kenaikan harga BBM. sejumlah komponen dalam negeri,” katanya juga.

Belum lagi, kata La Nyalla, kenaikan harga minyak berdampak pada sektor lain, terutama transportasi dan industri.

“Artinya, Indonesia harus menghitung ulang strategi, kebijakan dan program pemulihan ekonomi dalam merespon eskalasi konflik. Kita harus memitigasinya secara komprehensif, sehingga menghasilkan antisipasi yang tepat untuk meminimalisir dampak tersebut,” ujarnya.

Sebelumnya, La Nyalla telah meminta pemerintah Indonesia untuk melakukan diplomasi kelas dunia guna menyelesaikan perang antara Rusia dan Ukraina. Apalagi posisi Indonesia sangat strategis sebagai Presidensi G20.
Baca juga: Waspadai Dampak Serangan Siber Perang Rusia-Ukraina
Baca Juga: Kasal: Perang Rusia-Ukraina Tak Pengaruhi Operasi Alutsista TNI AL

Wartawan: Fiqh Arfani
Redaktur: Budisantoso Budiman
HAK CIPTA © ANTARA 2022