Jakarta (ANTARA) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewaspadai peningkatan kasus harian Covid-19.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Prasetyo Edi Marsudi, Selasa, mengatakan tren kasus harian di Jakarta berbanding terbalik dengan angka nasional.
Setiap hari, Jakarta mencatat kasus tambahan, melawan tren nasional, katanya.
“Alhamdulillah, COVID-19 di Tanah Air sudah menunjukkan tren penurunan dalam beberapa hari terakhir menjelang libur panjang 26–28 Februari 2022. Tapi (tidak demikian) untuk Jakarta. Kasus harian justru meningkat dibandingkan ke hari-hari sebelumnya. Ini yang harus menjadi perhatian kita,” kata Marsudi dalam postingan di akun Instagram-nya @prasetyoedimarsudi.
Mengutip data yang menunjukkan tren penurunan kasus harian nasional, dia mengatakan jumlah kasus menurun dari 61.488 pada 23 Februari 2022 menjadi 57.426 pada 24 Februari.
Terus turun hingga mencapai 49.447 pada 25 Februari, kemudian menurun lagi menjadi 46.643 pada 26 Februari dan 34.976 pada 27 Februari, ujarnya.
“Dan terakhir pada 28 Februari (jumlah harian) kembali turun signifikan menjadi 25.054 kasus,” ujarnya.
Berita terkait: Jakarta tambah 6.391 kasus COVID-19
Sebaliknya, Jakarta mengalami peningkatan kasus COVID-19, dengan jumlah kasus harian mencapai 7.300 pada 28 Februari, jelasnya.
Ibukota mencatat 3.957 kasus pada 27 Februari, 4.675 kasus pada 26 Februari, dan 4.524 kasus pada 2 Februari, katanya.
Meski laju kenaikannya perlu diwaspadai, namun masyarakat tidak perlu panik, ujarnya seraya menambahkan yakin pandemi dapat dikendalikan dengan konsisten mengikuti protokol kesehatan secara disiplin. Kepatuhan terhadap langkah-langkah keamanan harus dilaksanakan setiap hari sebagai sarana untuk meremajakan ekonomi juga, tambahnya.
Marsudi mengharapkan upaya kolektif untuk membantu mengakhiri pandemi.
Pada 28 Februari, jumlah pasien virus corona di Indonesia bertambah 25.054, sehingga total kasus aktif menjadi 5.564.448.
Sedangkan pasien sembuh sebanyak 43.992 orang sehingga total yang sembuh menjadi 4.861.415 orang.
Dengan 262 pasien meninggal karena infeksi, jumlah kematian mencapai 148.335.
Berita terkait: Kasus harian di Jakarta puncak gelombang kedua teratas: Gubernur