Menghadapi situasi sulit di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Warga Ukraina masih berusaha berkomunikasi, salah satunya dengan memburu aplikasi Signal.
Signal yang merupakan aplikasi pesan instan menawarkan pesan terenkripsi end-to-end yang diklaim lebih baik dari WhatsApp.
Lonjakan penggunaan Signal ini bertepatan dengan invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Saat ini, perang antara Rusia dan Ukraina masih berkecamuk.
Fakta ini diketahui dalam tweet Matthew Prince, co-founder dan CEO Cloudflare, sebuah perusahaan infrastruktur internet terkait informasi unik yang terjadi di balik internet.
“Lonjakan penggunaan Signal (aplikasi perpesanan) di Ukraina dalam 24 jam terakhir. Lebih kecil, tetapi peningkatan signifikan dalam penggunaan Telegram juga,” kata Prince.
Lonjakan penggunaan Signal (aplikasi perpesanan) di Ukraina dalam 24 jam terakhir. Peningkatan yang lebih kecil tetapi signifikan dalam penggunaan Telegram juga. pic.twitter.com/Mkt5WxhWzJ
— Matthew Prince (@eastdakota) 24 Februari 2022
Sementara itu, aplikasi WhatsApp yang ditandai dengan garis merah terlihat tidak berubah sama sekali dibandingkan Signal atau Telegram yang paling banyak digunakan di Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari kelima. Militer Ukraina mengatakan pasukan Beruang Merah mulai memperlambat serangan mereka, tetapi masih berjuang dalam upaya untuk menguasai beberapa bagian Ukraina.
Signal didirikan oleh salah satu mantan pendiri WhatsApp, Brian Acton. Berbekal pengalaman dan strategi yang diluncurkan Acton, Signal kini telah bersaing dengan WhatsApp dan Telegram.
Popularitas Signal telah meroket sejak diluncurkan pada tahun 2014. Signal telah menjadi aplikasi perpesanan pilihan bagi pengguna yang mencari privasi tambahan yang tidak disediakan oleh aplikasi lain seperti WhatsApp.
Signal juga menyediakan layanannya secara gratis dan tidak beriklan seperti Telegram. Untuk mendukung operasinya, Signal baru-baru ini meluncurkan program donasi yang mengandalkan donasi dari pengguna.
Sayangnya, Signal baru saja ditinggalkan oleh Moxie Marlinspike yang juga pendiri layanan tersebut. Posisi CEO perusahaan kini untuk sementara diisi oleh Brian Acton.