Namun demikian, diperlukan sejumlah inovasi yang tepat, efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan untuk menangani limbah medis dengan lebih baik.
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menjalin kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang untuk pengembangan sistem pengelolaan sampah melalui implementasi Joint Committee on Waste Treatment ke-6.
Pertemuan tersebut dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2022. Merupakan tindak lanjut dari pertemuan Komite Bersama ke-5 yang diadakan pada tanggal 19 Februari 2021, serta diskusi kelompok kerja tingkat teknis yang diadakan pada bulan Mei 2021 dan Januari 2022.
“Kami membahas sejumlah ide terkait keberlanjutan produk off-taking Reject Derived Fuel (RDF) dan analisis rantai nilai sampah kota,” kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan Kementerian Nani Hendiarti dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan di Jakarta, Rabu. .
Dalam dua tahun terakhir, Pemerintah Indonesia berupaya mempercepat penanganan sampah dengan fokus di sejumlah kawasan prioritas, seperti kawasan di sepanjang DAS Citarum di Jawa Barat, Destinasi Wisata Super Prioritas (DPSP), dan Kawasan Metropolitan Denpasar di Jawa Barat. Bali, ujarnya.
“Kami berupaya untuk mengelola sampah di Kawasan Metropolitan Denpasar dengan merevitalisasi dan membangun fasilitas pengolahan sampah kecil dan fasilitas pengolahan sampah terpadu,” kata deputi.
Selain itu, pemerintah telah menerapkan teknologi RDF dan mengoptimalkan penerapan prinsip ekonomi sirkular, ujarnya.
Untuk itu, dia berharap upaya tersebut dapat mengurangi pemanfaatan tempat pembuangan sampah, sekaligus menjadikan sampah menjadi sumber ekonomi dan energi baru.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan insinerator untuk pengelolaan limbah medis, kata Hendiarti.
Berita terkait: Kemendagri dorong bank sampah lakukan pengelolaan yang profesional
“Namun, kami membutuhkan sejumlah inovasi yang tepat, efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan untuk menangani limbah medis dengan lebih baik,” tambahnya.
Indonesia telah menetapkan target untuk mengurangi 70 persen sampah plastik dan 30 persen sampah padat, serta mengelola 70 persen sampah pada tahun 2025, katanya.
Sementara itu, Deputi Menteri Lingkungan Hidup Global Kementerian Lingkungan Hidup Jepang Yutaka Shoda berharap pertemuan tersebut dapat mendorong penerapan pengelolaan sampah berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Berita terkait: Pengelolaan sampah dapat mengurangi emisi rumah kaca: wakil menteri