Indonesia-Arab Saudi bahas kerja sama industri pertahanan

Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Pangeran Khalid bin Salman di Riyadh, Arab Saudi pada Senin untuk membahas potensi kerja sama industri pertahanan dan pendidikan.

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo dan Pangeran Khalid yang juga Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi membahas upaya peningkatan kerja sama militer dan pertahanan serta isu-isu global dan regional terkait kepentingan kedua negara.

Pertemuan tersebut merupakan bagian dari agenda kunjungan kerja Prabowo di Arab Saudi, antara lain menghadiri acara IISS (International Institute for Strategic Studies) Riyadh 2022 dan World Defense Show 2022 di Riyadh.

Dalam pertemuan tersebut, Pangeran menyambut hangat Prabowo dan mereka makan pagi ditemani Panglima Angkatan Bersenjata Arab Saudi.

Prabowo dan Pangeran Khalid juga menikmati kopi Arab Saudi sambil bertukar pikiran tentang pertahanan.

Selama ini kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Arab Saudi terjalin dengan baik, kata Prabowo.

Kerja sama pertahanan diperkuat melalui penandatanganan Defense Cooperation Agreement (DCA) antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, pada 23 Januari 2014, di Jakarta, yang disahkan pada 2018, beliau dikatakan.

Sementara di bidang pendidikan pertahanan, kementerian kedua negara sudah menjalankan program commissioned officer exchange sebagai bagian dari kerjasama pendidikan dan pelatihan, tambahnya.

Selama tahun 2014–2022, Indonesia juga mengirimkan 178 orang untuk mengikuti kursus di Arab Saudi seperti akademi militer dan kursus pencerahan melawan ekstremisme.

Sementara itu, Arab Saudi mengirimkan dua perwira ke Sekolah Staf Umum dan Komando Angkatan Darat, dan meminta penambahan kursi untuk masing-masing angkatan.

Baca juga: Prabowo Hadiahkan Pistol Buatan Pindad kepada Menteri Pertahanan Prancis
Berita terkait: Putra Mahkota Saudi tegaskan kembali komitmen untuk pembangunan Nusantara
Berita terkait: Indonesia, Singapura menyetujui beberapa perjanjian bilateral baru