INDEF: Perang Rusia-Ukraina berdampak tidak langsung terhadap Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Peneliti Makroekonomi dan Keuangan INDEF Riza Annisa Pujarama mengatakan perang antara Rusia dan Ukraina secara tidak langsung dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia, terutama di sektor ekspor dan impor.

Pasalnya, Rusia, Ukraina, dan Indonesia memiliki mitra dagang yang sama, yakni China.

“Yang perlu diperhatikan adalah kinerja ekspor-impor China yang merupakan mitra dagang utama Rusia dan Ukraina. Kinerja ekspor-impor domestik (Indonesia, red.) bisa turun,” kata Riza saat diskusi virtual yang hadir di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan, jika nanti perang mempengaruhi kinerja ekspor dan impor dari dua negara yang bertikai ke China, maka kemungkinan juga akan mempengaruhi Indonesia.

Data Observatory of Economic Complexity (OEC) per 2019, sebagaimana disampaikan Riza saat diskusi, menunjukkan China menempati urutan teratas untuk tujuan ekspor dan impor Rusia.

Per 2019, ekspor Rusia ke China mencapai 14,3 persen, lalu impor mencapai 19,8 persen.

Baca juga: Peneliti UGM: Perang Rusia-Ukraina Ancam Keamanan Siber Global

Baca juga: Ekonom: Dampak Konflik Rusia-Ukraina sebatas Perekonomian Indonesia

Tidak hanya terkait dengan sektor ekspor dan impor, perang Rusia-Ukraina juga dapat memperkuat tren kenaikan harga minyak dunia yang telah meningkat sejak akhir tahun 2021.

“Kenaikan harga minyak dunia dapat terus didorong karena Rusia merupakan salah satu eksportir minyak terbesar dunia, hal ini akan mempengaruhi perekonomian domestik karena Indonesia merupakan net importir minyak dunia,” kata Riza.

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dengan menggunakan GTAP memprediksi Indonesia dapat mengalami kontraksi/perlambatan ekonomi sebesar 0,014 persen, sedangkan ASEAN secara keseluruhan 0,028 persen.

Oleh karena itu, peneliti INDEF menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada para pemangku kepentingan, antara lain Indonesia harus mampu menjaga stabilitas daya beli domestik, menekan inflasi, menjaga sektor konsumsi dan sektor riil.

BACA JUGA:  MPI minta DPR memenuhi keterwakilan perempuan di KIP minimal 30 persen

Pemerintah harus melindungi sektor konsumsi dan daya beli, karena merupakan salah satu penopang utama perekonomian Indonesia, ujarnya.

Kemudian, ia juga berpesan kepada pemerintah untuk tetap menjaga kinerja ekspor Indonesia dengan negara mitra utamanya, serta memperluas kerja sama ekspor dan impor.

Terakhir, ia juga menyarankan agar pemerintah mempercepat hilirisasi produk ekspor yang memiliki nilai tambah guna memperkuat daya saing industri dalam negeri.

Perang antara Rusia dan Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Donbas.

Tak lama setelah pengumuman itu, Rusia menyerang tujuh kota di Ukraina, termasuk ibu kota negara itu, Kiev.

Reporter: Genta Tenri Mawangi
Editor: Chandra Hamdani Noor
HAK CIPTA © ANTARA 2022