Hutan lestari untuk memerangi perubahan iklim

Jakarta (ANTARA) – Indonesia siap menapaki babak baru kehidupan, seiring dengan perkembangan Ibu Kota Nusantara dengan merehabilitasi hutan di kawasan tersebut, kata Presiden Joko Widodo.

Dalam kunjungannya ke Mentawir Nursery, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada 14 Maret 2022, Presiden menyampaikan bahwa rehabilitasi dimaksudkan untuk merevitalisasi kawasan hutan di sekitar kota ke fungsi aslinya sebagai hutan tropis dan tidak homogen. hamparan vegetasi monokultur.

Upaya rehabilitasi hutan di ibu kota baru akan didukung dengan pembangunan Mentawir Nursery yang akan menghasilkan 15-20 juta bibit untuk ditanam di lahan kritis.

Langkah itu diambil untuk mewujudkan konsep kota hutan ibu kota baru, di mana dari 256 ribu hektar wilayah kewenangan IKN, sekitar 70 persen berupa tutupan alam dan pepohonan.

Tak hanya ibu kota baru, hutan-hutan lain di Indonesia juga direhabilitasi oleh pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam upaya menekan laju deforestasi di tanah air.

Upaya rehabilitasi menjadi salah satu fokus Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Fokusnya juga meluas ke kawasan gambut dan bakau.

Pembentukan Badan Restorasi Gambut yang kini menjadi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove menunjukkan komitmen pemerintah untuk merestorasi dan merehabilitasi kawasan gambut dan mangrove yang terdegradasi.

Sektor kehutanan dan tata guna lahan lainnya (FOLU) juga menjadi sorotan ketika Indonesia menargetkan penyerap karbon bersih di sektor tersebut pada tahun 2030. Diharapkan nol emisi bersih dapat dicapai pada tahun 2060 atau lebih awal.

Dalam dokumen target iklim Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) yang diperbarui, Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 saja. Jika komunitas global memberikan dukungannya, diharapkan dapat mencapai target pengurangan 41 persen.

BACA JUGA:  Regulator Inggris mencabut lisensi untuk agen penyiaran yang didukung Rusia

Berita terkait: Indonesia butuh Rp3,460 triliun untuk kurangi emisi karbon: menteri

Dari target tersebut, FOLU memiliki target pengurangan terbesar sebesar 17,2 persen melalui upaya individu dan 24,1 persen dengan dukungan dari komunitas global.

Sisanya berasal dari sektor energi (11 persen dan 15,5 persen), limbah (0,38 persen dan 1,4 persen), pertanian (0,32 persen dan 0,13 persen), serta industri dan pemanfaatan produk atau IPPU (0,10 persen dan 0,11 persen).

Komitmen Indonesia di sektor FOLU membuahkan beberapa capaian, salah satunya pengurangan deforestasi sebesar 75 persen menjadi 115.460 hektar selama periode 2019-2020.

Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan deforestasi 462.460 hektar selama periode 2018-2019.

Menurut data kementerian, laju deforestasi bruto selama periode 2019-2020 mencapai sekitar 119.091 hektar, dengan reboisasi seluas 3.631 hektar. Sementara itu, deforestasi bruto selama periode 2018-2018 tercatat 465.500 hektar dan luas reboisasi mencapai tiga ribu hektar.

Luas area yang terbakar akibat kebakaran hutan telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data SiPongi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas yang terbakar pada tahun 2021 mencapai 358.867 hektar, atau naik dari 296.942 hektar pada tahun 2020.

Namun angka tersebut menunjukkan penurunan drastis dari luas lahan yang terbakar pada 2015 dan 2019, yang masing-masing mencapai 2,6 juta hektar dan 1,6 juta hektar.

Pada tahun 2021, upaya rehabilitasi hutan dan lahan vegetatif juga dilakukan di lahan seluas 203.386 hektar.

Terdiri dari rehabilitasi hutan seluas 46.752 hektar dan rehabilitasi mangrove seluas 35.881 hektar.

Sebagaimana upaya rehabilitasi lahan yang dilakukan seluas 67.138,73 hektar, demikian pula upaya rehabilitasi daerah aliran sungai seluas 11.709 hektar.

Hutan lestari

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyatakan, Indonesia akan terus bergerak memenuhi komitmen pengendalian perubahan iklim tanpa menunggu janji negara maju. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam rangka Hari Dinas Kehutanan 2022.

BACA JUGA:  Penggemar MotoGP yang beruntung mencetak memorabilia yang tak ternilai setelah kepalanya dihantam oleh helm terbang Aleix Espargaró

Untuk mengukuhkan komitmen Indonesia dalam mencapai target FOLU Net Sink pada tahun 2030, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 168 Tahun 2022 yang berisi Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030.

Menkeu menyatakan bahwa setelah tahun 2030, sektor FOLU diharapkan mampu menyerap gas rumah kaca seiring dengan pengurangan emisi dari kegiatan transisi energi serta kegiatan eksplorasi sektor lainnya untuk mencapai emisi karbon netral atau neto nol pada tahun 2060.

Menteri Bakar mengatakan, program tersebut akan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang mencakup pengelolaan hutan lestari serta tata kelola lingkungan dan pengelolaan karbon.

Sasaran utamanya tetap pada upaya pengurangan deforestasi dan degradasi hutan, ujarnya.

Meski tidak mudah, Indonesia akan terus menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan sebagai dasar pembangunan lingkungan.

Landasan lestari ini juga menjadi tema Hari Hutan Sedunia 2022 yang diperingati setiap tanggal 21 Maret. Tema tahun ini adalah “Hutan dan Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan”.

Seperti dikutip dari situs Food and Agriculture Organization (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa, pengelolaan hutan lestari menjadi salah satu kunci dalam menghadapi perubahan iklim.

Hutan juga memainkan peran penting dalam mengatasi masalah kemiskinan dan memenuhi target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Profesor Herry Purnomo dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor berpendapat bahwa kontribusi publik diperlukan untuk mendorong pengelolaan hutan lestari.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk berkontribusi terhadap hal tersebut adalah dengan menggunakan produk kehutanan yang bersertifikat.

Guru besar memandang penting karena dengan membeli produk bersertifikat, pengusaha atau pengelola hutan akan berusaha memenuhi tuntutan tersebut, sehingga mengikuti aturan pengelolaan hutan lestari.

Beberapa sertifikasi hutan produksi lestari adalah Sistem Verifikasi Legalitas Kayu atau SVLK yang dikeluarkan oleh pemerintah. SVLK bertujuan untuk memastikan bahwa produk kayu dan bahan bakunya diperoleh dari sumber yang legal.

BACA JUGA:  Indonesia dorong kerjasama yang erat dalam penanganan perdagangan manusia

Ada juga beberapa sertifikasi lain, seperti ekolabel lingkup global yang dikeluarkan oleh Forest Stewardship Council.

Beberapa produk dengan sertifikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat adalah furniture dan kertas, jelasnya.

Untuk mendorong masyarakat memanfaatkan hasil hutan dari sumber yang lestari, perlu digalakkan perilaku tersebut dalam skala nasional atau regional. Masyarakat bisa memulai dengan menggunakan produk kehutanan bersertifikat di gedung-gedung pemerintah.

Ia juga menyerukan konsistensi dalam upaya pemulihan lingkungan yang telah berhasil diusung Indonesia, dengan memanfaatkan momentum tersebut, seperti Presidensi G20 Indonesia.

Ia berharap setiap tahun, upaya terus dilakukan secara konsisten untuk mengurangi deforestasi dan meningkatkan reboisasi.

Indonesia saat ini memimpin dalam hal pengurangan deforestasi, dan masyarakat global sebagian besar fokus pada berbagai upaya yang dilakukan di dalam negeri.

Dengan konsisten mendorong sistem yang berkelanjutan dan mendorong pemulihan lingkungan, Indonesia dapat memimpin dengan memberi contoh yang didukung oleh kepemimpinan G20 2022, tutupnya.

Berita terkait: Berharap APHI menjadi mitra dalam pengelolaan hutan lestari: kementerian
Berita terkait: Indonesia desak dunia untuk bersama-sama atasi perubahan iklim