Gunung Semeru mengeluarkan awan panas mencapai 4,5 kilometer

Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) – Gunung Semeru memancarkan awan panas di Lumajang, Jawa Timur, yang panjangnya mencapai 4,5 km, dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi gempa 1.200 detik, pada Rabu pukul 22:15 waktu setempat.

“Hujan awan panas disaksikan petugas di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur serta terlihat oleh relawan yang bersiaga di Desa Curah Kobokan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang. Demikian disampaikan oleh Badan Pengawasan Daerah (BPBD), Joko Sambang, Kamis.

Sambang menjelaskan, akibat keluarnya awan panas, warga di Desa Sumbersari telah mengungsi secara mandiri sekitar pukul 22.46 WIB, Rabu malam. Mereka segera meninggalkan rumah setelah peringatan turunnya awan panas diumumkan.

“Selanjutnya, pada pukul 22.57 waktu setempat, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur memberi informasi bahwa jatuhnya awan panas tidak terekam di seismograf, karena sudah berhenti,” katanya.

Sementara itu, 12 menit kemudian pada pukul 23.09 waktu setempat, petugas membagikan pemberitahuan di grup WhatsApp untuk selalu waspada karena kemungkinan tinggi awan panas dan untuk selalu mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Pusat Mitigasi Vulkanologi dan Bencana Geologi ( PVMBG).

“Terjadinya awan panas ini disebabkan hujan abu vulkanik dengan intensitas lebat yang terjadi di beberapa desa di Kecamatan Candipuro. Namun, hari ini hujan abu telah berhenti,” katanya.

Desa Oro-oro Ombo, Curah Kobokan, Kajarkuning, Penanggal, Sumber Mujur, Sumber Wuluh, Sumberejo, Candipuro, dan Jarit terkena dampak awan abu.

“Warga yang terkena dampak hujan abu masih bisa beraktivitas seperti biasa di rumahnya masing-masing, namun kami mengimbau kepada warga untuk terus meningkatkan kewaspadaan karena status Gunung Semeru masih Level III atau waspada sejak 16 Desember 2021,” ujarnya. dia berkomentar.

BACA JUGA:  Jabar salurkan 589 vitamin, paket obat

Letusan awan panas mengindikasikan aktivitas seismik di Kawah Jonggring Saloka masih tinggi, menurut Sambang.

Ia pun optimistis masyarakat tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas di kawasan zona merah.

“Petugas bersiaga di beberapa titik untuk memantau aktivitas Gunung Semeru dan terus berkoordinasi dengan Posko Gunung Sawur,” jelasnya.

Berita terkait: Baznas memetakan program perumahan bagi para penyintas Gunung Semeru
Berita terkait: Lima puluh tempat penampungan sementara dibuka untuk korban Gunung Semeru
Berita terkait: Pemerintah bantu anak yatim piatu akibat letusan Gunung Semeru