COVID-19: Pemerintah upayakan deteksi dini pasien dengan penyakit penyerta

Dengan demikian, jika ada tambahan kasus terkonfirmasi COVID-19, maka bisa langsung terdeteksi apakah pasien tersebut memiliki penyakit penyerta atau tidak.

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan memperkuat integrasi data dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk mendeteksi lebih dini pasien COVID-19 yang memiliki penyakit penyerta sehingga dapat ditangani dengan cepat.

“Jadi, meski hanya gejala ringan COVID-19, mereka akan langsung dipindahkan ke ruang perawatan di rumah sakit,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual rapat terbatas pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Senin. .

Pasien COVID-19 yang memiliki penyakit penyerta akan mendapatkan pengobatan lebih dini untuk mencegah hasil yang lebih buruk, tambahnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Koordinator PPKM Wilayah Jawa Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, data BPJS Kesehatan akan terintegrasi dengan data sistem New All Record Kementerian Kesehatan pada kasus harian.

“Dengan demikian, jika ada tambahan kasus terkonfirmasi COVID-19, bisa langsung terdeteksi apakah pasien tersebut memiliki penyakit penyerta atau tidak. Sehingga pengobatan bisa dilakukan dengan cepat,” ujarnya.

Dia mencatat, 73 persen dari 2.484 pasien yang meninggal hingga 21 Februari 2022 belum mendapatkan vaksinasi lengkap.

Selanjutnya, ternyata 53 persen pasien yang meninggal adalah lansia, katanya. Selain itu, 46 persen pasien yang meninggal memiliki penyakit penyerta, tambahnya.

Berita terkait: BPJS Kesehatan verifikasi 2,3 juta klaim pengobatan COVID di 2021

Pasien dengan penyakit penyerta biasanya meninggal rata-rata lima hari setelah dipindahkan ke rumah sakit, ujarnya. Penyakit penyerta yang paling banyak diderita pasien adalah diabetes melitus, katanya.

Dalam rapat terbatas tersebut, Presiden Joko Widodo meminta agar risiko kematian bagi lansia, masyarakat yang belum divaksinasi lengkap, dan penderita penyakit penyerta diminimalkan sejauh mungkin melalui perawatan medis yang tepat, tambahnya.

Menurut Gugus Tugas COVID-19, Indonesia menambahkan 34.418 kasus yang dikonfirmasi pada hari Senin, sehingga jumlah kasus aktif menjadi 530.671.

Berita terkait: Pemkot Surabaya memberikan bantuan kepada anak yatim piatu akibat COVID-19