Bogor untuk meningkatkan perekonomian melalui upaya yang berpusat pada sektor pertanian

Kabupaten Bogor (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Bogor berupaya mendorong perekonomian yang laju pertumbuhannya terkena dampak negatif dari pandemi COVID-19 dengan mengarahkan upaya di sektor pertanian.

Bupati Bogor Ade Yasin telah menginstruksikan para pemangku kepentingan untuk membantu proses peningkatan perekonomian, kata Yasin di Bogor, Jumat.

Ia menaruh harapan yang tinggi dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, apalagi penjualan tanaman hias justru mencatatkan peningkatan di masa pandemi.

Ekspor tanaman hias dari Kabupaten Bogor bisa menghasilkan devisa Rp700 juta per hari, ujarnya.

“Ada 622 petani eksportir dari Kabupaten Bogor yang tergabung dalam 52 perusahaan yang mengeluarkan izin fitosanitasi atau ekspor, dengan rata-rata devisa negara Rp500 juta-Rp700 juta per hari,” ujarnya.

Pada tahun 2021, Kabupaten Bogor juga mencatatkan capaian lain di bidang pertanian, antara lain produksi Kopi Robusta 4.151 ton dan Kopi Arabika 473 ton.

Produksi Robusta mencatatkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2019, petani kopi berhasil memproduksi 3.667 ton biji robusta, sedangkan pada 2020 telah menghasilkan 4.004 ton.

Padahal, Kabupaten Bogor hanya mampu memproduksi 3.726 ton kopi dalam setahun.

Saat ini Kabupaten Bogor menduduki peringkat keempat dalam hal produksi kopi secara nasional dan peringkat pertama di Jawa Barat dalam hal produksi kopi robusta.

Jawa Barat berada di urutan kedua, dengan produksi kopi Robusta terbesar tercatat di Kabupaten Kuningan, mencapai 1.531 ton per tahun, dan Kabupaten Tasikmalaya di peringkat ketiga, dengan 1.188 ton per tahun.

Yasin yakin Kabupaten Bogor memiliki segudang sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Dengan teknologi yang tepat, itu akan membuahkan hasil yang baik.

Berita terkait: Bogor alokasikan anggaran Rp900 juta untuk asuransi pertanian padi